35 Tahun GKPS Jambi, Konsisten Bersaksi dalam Berbagai Situasi


Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi termasuk kelompok umat Kristen di Jambi yang tetap bersemangat melakukan Tri Tugas Panggilan Gereja (Bersekutu, Bersaksi dan Melayani) di Tanah Melayu Jambi. Pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-35 GKPS Jambi,  Jemaat GKPS Jambi menggelar lomba paduan suara sebagai salah satu wujud kesaksian. Tim Paduan Suara (PS) Gabungan Sektor Korintus GKPS Jambi (Juara II) tampil membawakan lagu “Ingat ma Sitompa Ham” karya Pdt RJ Saragih pada lomba koor Pesta HUT ke-35 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018). (Foto : Sy R Saragih)


(Warna/Jambi) – “Pos Pekabaran Injil (PI) Bayunglencir dulu nyanyi satu lagu.” Demikian permintaan warga jemaat Pos PI GKPS Jambi wilayah Bayunglencir, Sumatera Selatan (Sumsel) ketika berlangsung acara hiburan pada Pesta Hari Ulang Tahun (HUT) ke-35 Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi di lapangan Gereja GKPS Jambi, Kotabaru, Kota Jambi, Minggu (29/04/2018) siang.

Ketika pembawa acara meminta warga jemaat Pos PI Bayunglencir tampil ke panggung, lalu Bapak J Saragih Garingging, seorang warga jemaat Pos PI Bayunglencir muncul ke panggung. Dia pun melantunkan lagu kesayangannya, satu lagu lawas (lama) “Boru Manik”. Lengkingan suara seniman berbakat dari Pos PI Bayunglencir tersebut pun mendapatan sambutan meriah para hadirin dan lagu tersebut berhasil dilelang Rp 1 juta.

Kehadiran sekitar 30 orang warga jemaat Pos PI GKPS Jambi wilayah Bayunglencir pada Pesta HUT ke-35 GKPS Jambi memang memberikan nuansa tersendiri. Warga Pos PI Bayunglencir mengikuti rangkaian HUT ke-35 GKPS Jambi mulai dari Malam Marsombuh Sihol (Melepas Rindu), Sabtu (28/04/2018) malam hingga ibadah bersama dan pesta HUT ke-35 GKPS Jambi, esok harinya, Minggu (29/04/2018).

“Kami sangat bersuka cita (marmalas ni uhur) bisa menghadiri Perayaan HUT kle-35 GKPS Jambi. Padahal jemaat Pos PI Bayunglencir baru seumur jagung, berusia tiga bulan. Mudah-mudahan kehadiran kami pada perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi ini bisa membangkitkan semangat kami membangun GKPS di Bayunglencir,”kata J Saragih.

Marga-marga di Jambi turut memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-35 GKPS Jambi. Marga Saragih, boru dan panagoloan (putri dan keponakan) se-Kota Jambi manortor (menari) bersama pada puncak Pesta HUT ke-35 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018). (Foto : Sy R Saragih)

Bukti Nyata

Bagi GKPS Jambi sendiri, kehadiran warga jemaat Pos PI Bayunglencir memeriahkan perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi menunjukkan semangat jemaat GKPS Jambi mengabarkan Inji di Tanah Melayu Jambi dan Sumatera Selatan tidak pernah kendor. 
 
Sejak warga Kristen Simalungun Bayunglencir masih tergabung dalam Ikatan Keluarga Simalungun (IKS) tahun 2016 – 2017 hingga peresmian Pos PI Bayunglencir di GKPS Jambi, Minggu (24/12/2017), warga jemaat, Majelis Jemaat dan Pimpinan Majelis Jemaat GKPS Jambi memberikan dukungan penuh.

Pimpinan Mejelis dan Majelisd Jemaat GKPS Jambi pun terus bahu – membahu melayani jemaat Pos Pi Bayunglencir mulai dari ibadah perdana, Minggu (25/02/2018) hingga saat ini. Dukungan tersebut membuktikan sejak berdiri hingga saat ini, GKPS Jambi tetap memiliki komitmen menjadi Kuria Pamatang (Jemaat Induk) yang baik bagi GKPS Resort Jambi.

Pemekaran

GKPS Persiapan Jambi yang berdiri 1 April 1983 dan diresmikan menjadi GKPS Jambi, Minggu (27/04/1986) ditetapkan menjadi Kuria Pamatang GKPS Resort Jambi pada GKPS Resort Jambi hari Minggu (13/10/1991).  Saat itu GKPS Jambi memiliki kuria pagaran (jemaat anggota) GKPS Persiapan Palembang danbeberapa jemaat di Kabupaten Bungo, Tebo danMerangin, Provinsi Jambi. GKPS Resort Jambi kemudian dimekarkan dengan GKPS Resort Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (13/04/2003).

Selanjutnya GKPS Jambi juga dimekrakan dengan GKPS Resort Muarabugo, Minggu (20/11/2011). Saat ini GKPS Resort Jambi dengan Kuria Pamatang GKPS Jambi memiliki satu kuria pagaran, yakni GKPS Tanah Kanaan yang diresmikan Minggu (29/10/2017) dan satu Pos PI Bayunglencir. Perjalanan panjang selama 35 tahun tersebut menunjukkan bahwa GKPS Jambi cukup banyak “berjasa” mengembangkan Pekabaran Injil di bawah naungan GKPS di Tanah Melayu Jambi dan Sumatera Selatan.

Jemaat GKPS Jambi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para sesepuh/pendahulu/pendiri GKPS Jambi melalui pemberian ulos (kain Simalungun) pada Pesta HUT ke-35 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018). Tampak Pengantar Jemaat GKPS Jambi, St R Saragih, S.Sos ketika hendak menyematkan ulos (mangulosi) seorang sesepuh GKPS Jambi, St P Purba/Br Munthe. (Foto : Sy R Saragih)

“Ahap Simalungun”

GKPS Jambi mampu menjadi gereja induk yang baik dalam Pekabaran Injil di Jambi dan Sumatera Selatan berkat tetap terpeliharanya “ahap Simalungun” (rasa persaudaraan Simalungun). Ahap Simalungn menjadi salah satu perekat yang diandalkan GKPS Jambi menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dengan warga Kristen Simalungun di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan selama ini, sehingga GKPS akhirnya berdiri di Palembang, Sumatera Selatan, di Muarabungo dan Simpang TKA (Kabupaten Bungo), Suka Makmur dan Sumbersari (Tebo) dan Bangko (Kabupaten Tebo).

Hingga saat ini punahap Simalungun tersebut masih terpelihara baik. Hal tersebut tercermin dari masih tetap adanya dukungan mantan jemaat anggota (kuria pagaran) GKPS Resort Jambi terhadap GKPS Jambi. Pada perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi, GKPS Muarabungo, Suka Makmur, Simpang TKA, Sumbersari dan Bangko turut memberikan sumbangan.

GKPS Jambi tetap mempertahankan ahap (rasa persaudaraan) tersebut hingga kini. Hal tersebut nampak dari keterbukaan GKPS Jambi mengundang warga Kristen Simalungun Jambi dan marga-marga Simalungun/Batak pada pesta HUT ke-35 GKPS Jambi, Sabtu – Minggu (28-29/04/2018). Kehadiran warga Kristen Simalungun dan marga-marga Simalungun/Batak tersebut membuat suasana pesta HUT ke-35 cukup meriah.

Dalam rangka perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi, jemaat GKPS Jambi melakukan aksi Diakonia Sosial melalui pemberian bingkisan suka cita kepada 36 orang warga jemaat dari usia lanjut, anak yatim piatu (tading maetek), na mabalu (janda/duda) dan kurang mampu. Pengantar Jemaat GKPS Jambi, St R Saragih, S.Sos (berdiri) ketika memberikan ucapan suka cita pada penyerahan bingkisan Diakonsia Sosial di Sektor Korintus GKPS Jambi beberapa hari menjelang puncak perayaan  HUT ke-35 GKPS Jambi di di GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018). (Foto : Sy R Saragih)

Sedikitnya 650 orang warga jemaat GKPS Jambi, GKPS Tanah Kanaan, Pos PI Bayunglencir, para undangan dari marga-marga maupun warga Kristen Simalungun Jambi larut dalam suka cita mulai dari pergelaran seni – budaya “Marsombuh Sihol”, Sabtu (28/04/2018) hingga puncak Pesta HUT ke-35 GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018).

Untuk memeriahkan Pesta HUT ke-35 GKPS Jambi tersebut, Panitia mengundang artis Simalungun dari Pematangsiantar/Simalungun, Fitri Br Sinaga. Penampilan Fitri Br Sinaga yang cukup apik melantunkan lagu-lagu Simalungun mendapat sambutan antusias warga GKPS Jambi dan para undangan.

Hal itu terlihat dari beberapa lagu yang dinyanyikan Fitri Br Sinaga laku dilelang hingga jutaan rupiah. Selain itu pada Malam Marsombuh Sihol HUT ke-35 GKPS Jambi juga ditampilkan artis Simalungun Jambi, Rani Br Sumbayak dan grup tari Pemuda GKPS Jambi.

Untuk memeriahkan HUT ke-35 GKPS Jambi tersebut digekar juga berbagai perlombaan, yakni futsal anak-anak sekolah minggu, lomba permainan tradisional margalah dan marjalengkat, lomba tortor (tari) “Ija Juma Tidadahan” anak-anak sekolah minggu, lomba nyanyi Trio dan lomba paduan suara gabungan antarsektor.

Aksi sosial sebagai wujud aksi nyata Tahun Diakonia GKPS juga dilaksanakan dalam rangkaian HUT ke-35 GKPS Jambi dengan memberikan bingkisan kasih kepada 36 orang warga jemaat. Penerima bingkisan terdiri dari lanjut usia, tading maetek (yatim – piatu) dan butuh topangan.


Pdt Jan Sudiaman Sinaga, STh (dua dari kiri) didampingi Pdt GKPS Resort Jambi, Pdt Riando Tondang, STh (kiri) dan Pengantar Jemaat (Ketua Majelis) GKPS Jambi, St R Saragih (kanan) pada ibadah perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018). (Foto : Sy R Saragih)

Makna Religius

Perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi juga mampu memberi makna religius yang cukup dalam kepada segenap warga jemaat GKPS Jambi dan undangan berkat kehadiran Pendeta (Pdt) Jan Sudiaman Sinaga, STh dari Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Pdt Jan Sudiaman Sinaga, STh yang membawakan ibadah Malam Marsombuh Sihol, Sabtu malam dan Ibadah Puncak HUT ke-35 GKPS Jambi, Minggu siang penuh humor namun tetap berisi pesan-pesan iman membuat warga jemaat merasa mendapatkan kesejukan hati. Dalam ibadah HUT ke-35 GKPS Jambi tersebut dilaksanakan juga pemberkatan (panabalan/pamasu-masuon) 11 orang Sintua (Penatua).

Sintua yang ditabalkan, St Awal Juni Darwan Damanik, SE, MM, St Joko Hotman Karo-karo, SP, St Kemala Sari Br Sinaga, SE,  St Marinus Saragih Sumbayak, St Martlyana Br Sidauruk, St Robertman Damanik, SH, St Rihardo Iver Girsang, St Rosmianna Br Sinaga, St Salmen Purba, St Thomas Iwan Dabungke, SE, St Ir Viktor Mandala Purba.

“Khotbah Pdt Jan Sudiaman Sinaga, STh yang menyampaikan pesan hidup dalam damai, bersyukur, mudah memaafkan dan tetap bersuka cita cukup menyejukkan. Pesan rohani tersebut sangat mendukung peningkatan jiwa kebersamaan GKPS Jambi untuk terus mengobarkan semangat Pekabaran Injil,”kata anggota Majelis Jemaat GKPS Jambi, Sy J Girsang, (St R. Saragih)

Pengantar Jemaat GKPS Jambi, St R Saragih, S.Sos (kiri) dan Ketua Sektor Epesus GKPS Jambi, SY RE Purba, SE (kanan) dalam suasana suka cita pada penyerahan Piala Bergilir Porseni dan Pesparawi HUT ke-35 GKPS Jambi di penghujung puncak perayaan HUT ke-35 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (29/04/2018). (Foto : Sy R Saragih)

Seluruh Umat Beragama di Indonesia Ingin Suasana Damai



Forum Lintas Agama Kota Jambi menggelar aksi damai mengecam teror bom bunuh diri di Kota Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Aksi tersebut berlangsung di  Tugu Juang, Sipin Ujung, Kota Jambi, Selasa (15/5/2018) malam. (Foto : Warna/Rds)

(Warna/Jambi) – Ketakutan mewarnai kehidupan umat beragama di Indonesia menyusul teror bom bunuh diri di tiga gereja, Mapolresta Kota Surabaya dan rumah susun sewa (rusunawa) Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Minggu – Senin (13  - 14/5/2018). Keresahan umat beragama juga semakin meningkat ketika aksi teror tersebut merembet ke Tanjungbalai, Sumatera Utara dan Pekanbaru, Riau.

Menyikapi aksi teror bom yang menewaskan sebanyak 28 orang dan melukai 57 orang tersebut, berbagai kelompok masyarakat dan forum umat Bergama di berbagai daerah mengecam aksi teror bom bunuh diri tersebut. Kecaman muncul karena aksi teror tersebut menghilangkan nyawa orang-orang yang tidak berdosa.

Kecaman dan keprihatinan terhadap teror bom bunuh diri di Kota Surabaya dan daerah lain di Indonesia tersebut juga disampaikan berbagai kelompok masyarakat dan forum kerukunan beragama di Jambi. Umat beragama di Jambi mengecam aksi teror bom tersebut karena merasa bahwa umat beragama di Indonesia saat ini ingin hidup dalam kedamaian.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jambi mengutuk keras aksi terorisme yang melakukan serangkaian bom bunuh diri di Surabaya Sidoarjo, Jawa Timur. Teror bom bunuh diri tiga gereja di Kota Surabaya dan rumah susun sewa (rusunawa) Sidoarjo, Minggu (13/5/2018) dan Mapolresta Surabaya, Senin (14/5/2018) dinilai perbuatan biadab dan tidak berperikemanusiaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua FKUB Provinsi Jambi, Arman Safaat ketika mengadakan jumpa pers menyikapi teror bom bunuh diri Surabaya di Kota Jambi, Senin (14/5/2018). Turut hadir pada jumpa pers tersebut, perwakilan dari berbagai agama, yakni HM Aminullah (Islam), Pdt Tampak Hutagaol, MTh (Kristen Protestan), Gregorius Langgeng (Katolik), Dewa Ketut Hastina (Hindu), Bhadra Putra (Budha) dan Bemy (Konghuchu).

Arman Safaat pada kesempatan tersebut mengatakan, FKUB Jambi atas nama seluruh umat beragama di Jambi turut berbelasungkawa atas tewasnya korban bom bunuh diri di Surabaya. Seluruh korban bom bunuh diri di Surabaya diharapkan tetap tabah. FKUB Jambi juga menyerukan agar seluruh umat bergama di Provinsi Jambi merapatkan barisan melawan penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

Selain itu, lanjut, Arman Safaat, FKUB Jambi juga meminta pemerintah memastikan adanya pemulihan yang memadai bagi korban bom bunuh diri dan keluarganya. Pemulihan tersebut termasuk penegakan hukum, pelayanan negara dan jaminan keamanan selanjutnya.

“FKUB Jambi juga mendukung aparat keamanan mengungkap pelaku dan membongkar motif di balik aksi bom bunuh diri tersebut. Kami juga meminta masyarakat agar selektif dalam mengakses informasi yang beredar dan tidak menyebarkan foto dan/atau video korban serta pemberitaan hoax terkait peristiwa tersebut,”katanya.

Arman Safaat mengajak masyarakat Provinsi Jambi membentengi diri dari aksi intoleransi, radikalisme dan terorisme dengan memperkuat peran seluruh elemen masyarakat dan menjaga kerukunan hubungan antarumat beragama.

“Kami meminta seluruh elemen masyarakat tidak bermain-main dengan isu intoleransi, radikalisme, dan terorisme dengan memberi ruang inkubasi yang kondusif bagi apara teroris melakukan aksi kekerasan di Indonesia,”katanya.

Sementara itu Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Provinsi Jambi, Pdt Tampak Hutagaol, MTh meminta seluruh umat Kristen di Provinsi Jambi tetap tenang namun tetap waspada menyusul serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

“Umat Kristen di Jambi kami harapkan tidak sampai panik. Kegiatan peribadahan di gereja-gereja di Jambi juga diharapkan dapat dilaksanakan sebagaimana biasa,"katanya.

Untuk mencegah aksi teror bom, lanjut Tampak, umat Kristen di Jambi diharapkan melakukan pemantauan terhadap orang tak dikenal yang memasuki areal gereja. Selain itu, koordinasi dengan aparat keamanan juga harus tetap dilakukan. ,”katanya.

Perbuatan Keji

Sementara itu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi juga mengecam aksi bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo. Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh dan pimpinan FKUB Kota Jambi dan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jambi, M Fauzi, FKUB Kota Jambi dan Pemkot Jambi atas nama umat beragama serta segenap lapisan masyarakat Kota Jambi menyatakan perbuatan teror bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo tidak berperikemanusiaan.

“Kami mengecam aksi teror bom bunuh diri di tiga gereja, Mapolresta Surabaya dan rusunawa Sidoarjo. Teror bom bunuh diri tersebut perbuatan keji yang dilakukan orang yang tidak beragama. Kami juga menyampaikan rasa bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada para korban dan keluarga korban bom bunuh diri tersebut,” Ketua FKUB Kota Jambi, Husin Abdul Wahab ketika membacakan pernyataan bersama.

Husin Abdul Wahab lebih lanjut mengatakan, umat Bergama di Kota Jambi juga mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut tuntas tindakan terorisme tersebut.

“Kami juga mengajak seluruh warga Kota Jambi menahan diri, tidak mudah terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan. Seluruh umat beragama di Kota Jambi juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme dengan tetap memelihara kerukunan antar umat beragama demi terciptanya toleransi yang lebih baik,”katanya.
Forum Lintas Agama Kota Jambi menggelar aksi damai mengecam teror bom bunuh diri di Kota Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Aksi tersebut berlangsung di  Tugu Juang, Sipin Ujung, Kota Jambi, Selasa (15/5/2018) malam. (Foto : Warna/Rds)

Seribu Lilin

Sementara itu ratusan warga masayakat dan kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Lintas Agama Kota Jambi menggelar aksi solidaritas dan doa bersama untuk korban bom bunuh diri Surabaya dan Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur di Tugu Juang, Sipin Ujung, Kota Jambi, Selasa (15/5/2018) malam.

 Pada kesempatan tersebut mereka melakukan aksi penyalaan 1.000 lilin sebagai wujud tanda berduka atas tewasnya puluhan orang tak berdosa pada rentetan aksi teror bom bunuh diri di Surabaya, MInggu – Senin (13 – 14/5/2018). Selain itu warga masyarakat lintas agama di Kota Jambi itu juga melakukan orasi, baca puisi dan seruan bertema kebangsaan, antiterorisme dan antiradikalisme.

Koordinator Forum Lintas Agama Kota Jambi, Koko pada kesempatan tersebut menyatakan kecaman mereka terhadap pelaku maupun actor intelektual di balik aksi teror bom di tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya maupun di rumah susun sewa (rusunawa) Sidoarjo.

“Kami mengecam keras para pelaku teror bom yang mencoba memecah belah bangsa. Perbuatan yang menewaskan orang-orang tidak berdosa tersebut merupaka perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan. Karena itu seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai agama harus bersatu melawan teroris,”tegasnya.  (Warna/Rds)



Memperkokoh Makna Religius Perayaan Paskah di Negeri Angso Duo

Fragmen Penyaliban Yesus yang dibawakan Pemuda Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Tanah Kanaan Kota Jambi pada ibadah perayaan Paskah di GKPS Kotabaru Jambi, Jumat (30/3/2018). (Foto : Warna/RSM)


(Warna/Jambi) – Perayaan hari raya suci umat Kristen, Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah atau Kebangkitan Yesus belakangan ini cenderung mengarah pada seremonial belaka. Perayaan hari raya suci umat Kristen tersebut sering dilaksanakan hanya sekedar rutinitas. Kondisi demikian membuat makna religius perayaan tri suci hari raya umat Kristen tersebut semakin berkurang.

Menyikapi kondisi tersebut, berbagai Gereja di Kota Jambi yang sering disebut Negeri Angso Duo berupaya mempertebal makna religius perayaan Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk itu, yakni pementasan fragmen dan drama penyaliban Yesus Kristus dalam ibadah Jumat Agung dan Paskah.  

Pementasan fragmen dan drama penyaliban Yesus tersebut digelar untuk mengingatkan umat Kristen betapa berat sengsara yang dipikul Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

“Gereja kami mementaskan drama penyaliban Yesus pada ibadah Jumat Agung, Jumat (30/3/2018) memperdalam makna religius wafat dan bangkitnya Tuhan Yesus. Kemudian drama penyaliban Yesus juga menjadi renungan untuk mengingatkan umat Kristen agar tetap mengingat kasih setia dan pengorbanan Yesus Kristus menyelamatkan manusia dari genggaman kuasa dosa,”kata Penginjil Gereja Methodis Indonesia (GMI) Moria Kota Jambi, Dedi Sitio kepada Warna di Jambi, Kamis (29/3/2018).

Menyentuh Hati

Menurut Dedi Sitio, pementasan drama penyaliban Yesus pada perayaan Jumat Agung di GMI Jambi diharapkan bisa semakin menyentuh hati umat agar mereka semakin mampu menunjukkan kasih dan pengorbanan menolong sesama seperti yang telah dilakukan Yesus yang rela mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia.

Drama penyaliban Yesus pada perayaan Jumat Agung di GMI Jambi, lanjut Dedi Sitio juga menjadi khotbah yang hidup. Melalui pementasan drama penyaliban Yesus tersebut ibadah perayaan Jumat Agung tidak dilaksanakan sekadar seremonial belaka.

Untuk memberikan makna yang lebih dalam mengenai kisah sengsara Yesus, lanjuta Dedi Sitio, perayaan Jumat Agung di GMI Jambi juga diisi dengan perjamuan kudus.

“Melalui perjamuan kudus tersebut, umat diharapkan semakin meningkatkan tali kasih kepada sesama seperti yang dilakukan Yesus kepada murid-muridnya,”tambahnya.

Sementara itu umat Katolik Gereja Santa Theresia, Pasar dan Santa Gregorius Agung, Lingkar Barat, Kota Jambi juga menggelar pementasan drama kisah penyaliban Yesus Kristus pada ibadah perayaan Jumat Agung. Pementasan drama penyaliban Yesus tersebut digelar untuk menggugah umat Katolik di kota itu agar lebih mampu membangun solidaritas hidup bermasyarakat seperti solidaritas Yesus kepada manusia.

Pastor Paroki Gereja St Theresis Kota Jambi, Romo Pujowiyanto mengatakan, perayaan Jumat Agung di Gereja St Theresia tahun ini mengangkat tema solidaritas sosial.

“Melalui drama pementasan kisah sengsara Yesus, umat Katolik di Jambi diharapka semakin menyadari bahwa kematian Yesus Kristus di kayu salib merupakan lambang solidaritas Allah kepada manusia berdosa. Yesus yang tidak berdosa berkorban nyawa hanya untuk menyelamatkan manusia dari dos,”katanya.

Dikatakan, perayaan Jumat Agung di Gereja St Theresia Kota Jambi juga diisi dengan misa kudus atau perjauan kudus. Melalui misa kudus dan drama pementasan kisah penyaliban Yesus tersebut, umat Katolik diharapkan semakin merasakan kehadiran Allah dalam hidup mereka.

“Adanya kesadaran mengenai kehadiran dan pertolongan Allah dalam hidup umat, tentunya menjadi salah satu pemberi semangat agar umat semakin mampu menjadi terang, pemberi pertolongan bagi sesama dan lingkungan hidup,”katanya.
 
Para Pemuda GKPS Tanah Kanaan Kota Jambi yang mampu menampilkan fragmen penyaliban Yesus dengan apik pada ibadah Jumat Agung, Jumat (30/3/2018)
 
Suasana Haru

Sementara itu, fragmen penyaliban Yesus juga digelar pada ibadah perayaan Jumat Agung di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Tanah Kanaan Kota Jambi dan GKPS Kotabaru Jambi, Jumat (30/3/2018) cukup menyentuh hati dan membangun makna religi yang semakin dalam pada perayaan Jumat Agung dan Paskah. Pementasan kisah sengsara Yesus tersebut membuat suasana ibadah diwarnai suasana haru seperti tampak di GKPS Jambi. Pementasan drama penyaliban Yesus yang dibawakan Pemuda GKPS Tanah Kanaan Kota Jambi di GKPS Jambi membuat sebagian warga jemaat sempat meneteskan air mata.

Pementasan drama penyaliban Yesus tadi mengharukan. Drama tersebut menunjukkan betapa sengsaranya Yesus menanggung derita yang tak terperi demi menebus dosa manusia. Drama tersebut sangat menggugah, sehingga umat Kristen sadar betapa besarnya kasih Tuahn kepada umat manusia.

“Peringatan kematian Yesus di kayu salib atau Jumat Agung hendaknya mampu meningkatkan jiwa dan semangat rela berkorban di kalangan umat Kristen. Jiwa dan semangat rela berkorban seperti yang ditunjukkan Yesus di kayu salib tersebut perlu terus ditanamkan dalam kehidupan umat Kristen demi peningkatan solidaritas hidup bermasyarakat.”kata Pendeta (Pdt) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, Pdt Riando Tondang, STh pada ibadah perayaan wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung di GKPS Jambi, Jumat (30/3/2018) sore.

Menurut Pdt Riando Tondang, STh, masyarakat zaman now (sekarang) ini, semakin banyak orang yang enggan berkorban untuk menolong orang lain yang kurang mampu. Hal ini disebabkan meningkatnya sikap egosentrisme di tengah kehidupan masyarakat, termasuk di kalangan umat Kristen. Karena itu melalui perayaan Jumat Agung ini, umat Kristen peril meneladani Yesus Kristus yang rela berkorban nyawa demi keselamatan umat manusia.

Riando Tondang mengatakan, peringatan wafatnya Isa Almasih juga hendaknya dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat berdiakonia atau melayani. Semangat berdiakonia tersebut perlu diwujudkan melalui aksi-aksi kasih dengan menolong warga masyarakat yang hidup serba kekurangan.

“Peningkatan semangat berdiakonia di kalangan umat Kristen juga merupakan salah satu bentuk sikap solider, rela berkorban untuk keselamatan orang lain. Mari kita hilangkan sikap egosentrisme. Bangkitkan sikap rela berkorban demi membangun kesejahteraan bersama umat manusia,”katanya. 

Hal senada juga diungkapkan Pastor Paroki Gereja St Theresis Kota Jambi, Romo Pujowiyanto pada ibadah perayaan Jumat Agung di Gereja St Theresia, Pasar, Kota Jambi. Menurut  peringatan wafatnya Yesus Kristus diharapkan bisa semakin menggugah umat Katolik di kota itu agar lebih mampu membangun solidaritas hidup bermasyarakat seperti solidaritas Yesus kepada manusia.

“Melalui ibadah atau misa dan pementasan drama kisah sengsara Yesus, umat Katolik di Jambi diharapkan semakin menyadari bahwa kematian Yesus Kristus di kayu salib merupakan lambang solidaritas Allah kepada manusia berdosa. Yesus yang tidak berdosa berkorban nyawa hanya untuk menyelamatkan manusia dari dosa,”katanya.

Mantapkan Kejujuran

Pdt Riando Tondang, STh pada ibadah Paskah di GKPS Jambi, Minggu (1/4/2018) mengatakan, kebangkitan Yesus atau Paskah merupakan momentum bagi umat Kristen untuk semakin memantapkan sifat jujur dan hidup dalam kebenaran. Melalui peringatan kebangkitan Yesus, umat Kristen hendaknya semakin menyadari tugas dan tanggung jawab sebagai pelopor dalam pemberantasan perilaku hidup yang curang dan manipulatif.

Menurut Riando Tondang, kepeloporan umat Kristen menjalani hidup dengan jujur dan benar merupakan salah satu bentuk kesaksian mengenai ajaran Yesus Kristus mengenai kebaikan hidup.

“Tuhan Yesus Kristus bersikap jujur dan benar menjalankan tugas penyelamatan manusia yang diembannya, kendati kejujuran dan kebenaran itu membuat Dia ditangkap, disiksa dan disalibkan. Namun berkat kejujuran dan kebenaran tersebut, Yesus bangkit dari kematian, mengalahkan kuasa dosa dan dunia,”katanya.

Dikatakan, belakangan ini semangat bersaksi mengenai kebaikan dan kesempurnaan hidup di kalangan masyarakat, termasuk umat Kristen cenderung semakin luntur. Hal tersebut nampak dari sikap curang untuk mendapatkan segala sesuatu yang perlu bagi hidupnya dan kurang berani melawan perilaku koruptif dan manipulatif di sekitarnya.

“Fenomena kehidupan koruptif dan manipulatif tersebut semakin menggerogoti kehidupan masyarakat karena mereka melupakan ajaran Yesus mengenai kejujuran hidup. Untuk itu saya mengajak warga jemaat GKPS Tanah Kanaan Jambi tampil ke depan menjadi pelopor hidup jujur sebagai bentuk kesaksian atas kejujuran dan kesempurnaan Yesus yang telah bangkit dari kematian,”katanya. 

Sementara itu ibadah perayaan Paskah, Minggu (1/4/2018) di berbagai Gereja di Kota Jambi berlangsung semarak, khidmat dan aman. Umat Kristen antusias mengikuti ibadah Paskah di gereja masing-masing, baik Minggu subuh, siang dan sore seperti tampak di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Anugerah, Bagan Peta dan GKPS Kotabaru Jambi. Ibadah perayaan Paskah di berbagai gereja di Kota Jambi diisi dengan perjamuan kasih dan lomba mencari telur paskah.

Di GKPS Tanah Kanaan, Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, sekitar 138 orang warga jemaat mengikuti ibadah dan perjamuan kudus Paskah dengan khidmat. Nuansa kekeluargaan tampak cukup kental pada pelaksanaan ibadah dan perjamuan kudus Paskah di gereja kecil yang baru diresmikan akhir tahun lalu itu. Seusai ibadah dan perjamuan kudus, warga saling berjabat tangan dan berbagi cerita tentang makna kebangkitan Yesus.

“Saya merasa senang mengikuti ibadah perayaan dan perjamuan kudus Paskah di gereja kami ini. Kendati ibadah berlangsung sederhana, namun nuansa kekeluargannnya sangat kental. Melalui perjamuan kudus atau penghapusan dosa, rasa persaudaraan di tengah jemaat semakin terasa,”katanya. (Warna/Rds)