Munculnya
penilaian-penilaian miring terhadap tradisi membangun tugu bernilai miliaran
rupiah di kalangan masyarakat Batak, Sumatera Utara selama ini ternyata tidak
pernah menyurutkan minat berbagai kelompok marga Batak membangun tugu di daerah
mereka.Hingga kini berbagai kelompok marga di kalangan masyarakat Batak masih
terus berlomba-lomba membangun tugu atau monumen nenek moyang (orangtua) di
kampung halaman mereka, daerah Batak.
Karena
itu daerah Batak, termasuk Pulau Samosir, Sumatera Utara yang memiliki luas
wilayah sekitar 1.444 km persegi, kini semakin dipenuhi bangunan tugu marga.
Sebagian besar tugu yang dipadu dengan tempat peristirahatan terakhir orangtua
dan nenek moyang tersebut memiliki konstruksi bangunan mewah, bernilai artistik
dan bernuansa religius.
Bangunan-bangunan tugu marga banyak yang berlapis marmer, berbentuk rumah adat
Batak, berhiaskan gorga atau ukiran seni khas Batak dan menonjolkan simbol
agama Nasrani, salib.
Tugu Pomparan Raja Manihuruk di Desa Harapokan, Kecamatan Lumban Suhi-suhi, Kabupaten, Samosir, Sumatera Utara yang diresmikan Kamis, 27 Desember 2012. [Foto : SP/141]
Salah
satu bangunan tugu marga yang cukup fenomenal di Pulau Samosir yang diresmikan
akhir Desember 2012, yakni Tugu Raja Marga Simanihuruk. Tugu yang berlokasi di
sebuah desa kecil, Desa Harapokan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir,
Sumut tersebut dibangun dengan biaya hingga Rp 1,5 miliar. Bangunan tugu yang
berada di areal 1,8 hektare (ha) tersebut termasuk salah satu tugu marga Batak
yang cukup mewah, artistik, bernuansa religius, bernilai seni – budaya Batak
dan prestisius di Pulau Samosir. Ketinggian tugu mencapai 24 meter dan diameter
12 meter.Sementara patung Raja Simanihuruk yang bertengger di puncak tugu
terdiri dari perunggu yang ditempa dengan nilai Rp 500 juta.
Tugu
yang berjarak hanya sekitar 4 Km dari tepi Danau Toba tersebut juga agak beda
dengan tugu marga-marga lain yang ada di Pulau Samosir. Lantai dasar tugu
tersebut memiliki ruangan yang cukup luas.Ruangan tersebut dibagi-bagi menjadi
tempat sembahyang dan museum Batak.Dalam museum mini tersebut tersimpan
benda-benda seni dan pusaka masyarakat Batak seperti alat music tradisional,
aksara Batak, kain tenun Batak dan berbagai jenis benda bersejarah khas Batak.
Keluarga besar Raja Marga Manihuruk dariberbagai daerah di Indonesia antusias memeriahkan Pesta Peresmian Tugu Raja Manihuruk di Desa Harapokan, Lumban Suhi-suhi, Samosir, Sumatera Utara, Sabtu, 29 Desember 2012. {Foto : SP/141]
Antusias
Melihat
nilai seni – budaya dan religi yang terkandung dalam bangunan Tugu Raja
Simanihuruk tersebut, generesi marga Simanihuruk pun sangat antusias menyambut
kehadiran tugu tersebut.Hal tersebut nampak dari banyaknya generasi marga
Simanihuruk dari berbagai penjuru Tanah Air yang menghadiri peresmian Tugu Raja
Simanihuruk di Desa Harapokan, 27 – 29 Desember 2012.
Jumlah
generasi marga Simanihuruk dan kerabat dekat dari berbagai daerah di Indonesia
yang menghadiri peresmian tugu ini selama tiga hari mencapai 10.000
orang.Sekitar 80 % keluarga marga Simanihuruk seluruh Indonesia yang kita
undang untuk peresmian ini hadir.
Perkumpulan
marga Simanihuruk asal tanah rantau yang hadir dan turut menari pada peresmian
Tugu Raja Simanihuruk tersebut berasal dari, DKI Jakarta, Bandung (Jawa Barat),
DI Yogyakarta, Surabaya (Jawa Timur),
Pontianak (Kalimantan Barat), Samarinda (Kalimanta Timur), Padang
(Sumatera Barat), Bengkulu, Lampung, Pekanbaru (Riau), Kota Jambi dan Kerinci
(Provinsi Jambi) dan dari berbagai daerah di Sumatera Utara.
“Jadi
seluruh keluarga Simanihuruk di Tanah Air, baik perantau maupun yang tinggal di
Samosir antusias menyambut kehadiran Tugu Raja Simanihuruk ini. Mereka tidak
hanya datang untuk menari pada peresmian tugu ini, tetap juga membawa sumbangan
uang dari daerah masing-masing,” kata Ketua Punguan (Perkumpulan) Marga
Simanihuruk Sedunia, Archernius Simanihuruk pada peresmian Tugu Raja
Simanihuruk di Desa Harapokan, baru-baru ini.
Bupati Samosir, Mangindar Simbolon turut menghadiri dan memberi sumbangan peresmian Tugu Raja Simanihuruk di Desa Harapokan, Lumban Suhi-suhi, Samosir, Sumatera Utara, Sabtu, 29 Desember 2012. [Foto: SP/141]
Bangkitkan Wisata
Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Samosir juga menyambut positif kehadiran bangunan tugu marga
Raja Simanihuruk di Desa Harapokan, salah satu ujung bagian barat Pulau
Samosir.Pembangunan tugu tersebut memiliki potensi besar membangkitkan
pariwisata Pulau Samosir, khususnya wisata budaya dan religi.
Bupati
Samosir, Mangindar Simbolon kepada SP pada peresmian Tugu Raja Simanihuruk di
Desa Harapokan, Sabtu (29/12/12) mengatakan, bila dilihat dari sisi budaya, Tugu
Raja Manihuruk tersebut merupakan
tambahan objek wisata di Pulau Samosir. Potensi wisata tugu tersebut nampak
dari disain bangunan yang menarik, baik di luara mapun di dalam. Tugu tersebut
beda dengan tugu marga-marga lain umumnya di Samosir yang hanya sekadar
bangunan tugu tanpa fasilitas lain.
Mangindar
menilai, Tugu Raja Simanihuruk tersebut tampak dari luar juga bagus .Di dalam
juga ada disain yang bagus.Ada tempat menyimpan benda bersejarah, ada tempat
berdoa.Kalau bisa,pembangunan tugu bernuansa wisata seperti ini bisa ditiru
marga-marga lain di Samosir. Jadi marga-marga jangan sekadar membangun tugu
menjulang tinggi tanpa daya tarik wisata.
“Saya
salut melihat konstruksi tugu ini.Desainnya bagus.Bukan hanya marga Manihuruk
bangga terhadap bangunan tugu ini, tapi orang Batak juga, khususnya orang Batak
dari Samosir.Suatu saat di komplek ini perlu dibangun home stay atau penginapan
agar para perantau yang berkunjung ke sini tidak kesulitan mencari tempat
penginapan,”ujarnya.
Keluarga besar Raja Marga Manihuruk dari Provinsi Jambi pada Pesta Peresmian Tugu Raja Manihuruk di Desa Harapokan, Lumban Suhi-suhi, Samosir, Sumatera Utara, Sabtu, 29 Desember 2012. {Foto : SP/141]
Menarik Wisatawan
Kehadiran
tugu yang memiliki nilai wisata dan religi di Samosir, lanjut Mangindar, akan
menarik para perantau asal Samosir,
khususnya generasi marga Manihuruk untuk datang berkunjung ke Samosir. Kunjungan
wisata budaya dan religi itu tentunya bisa dilakukan secara rutin.Misalnya pada
perayaan Natal, Tahun Baru, Paskah, Lebaran dan liburan sekolah.
“Lambat
tapi pasti, para perantau asal Samosir, khususnya marga Manihuruk yang tersebar
di berbagai penjuru nusantara dan dunia akan menjadikan tugu ini menjadi
destinasi wisata busaya dan religi.Mereka akan dating untuk jiarah dan
menelusuri jejak sejarah dan budaya nenek moyang mereka ke Desa Harapokan
ini,’paparnya.
Menurut
Mangindar, kehadiran Tugu Raha Simanihuruk dan peningkatan kunjungan wisata ke
Desa Harapokan nantinya juga akan membangkitkan semangat warga masyarakat
sekitar untuk lebih responsif mendukung program pariwisata pemerintah,
khususnya program wisata Samosir.
“Bila
lingkungan Tugu Raja Simanihuruk ini nanti memiliki fasilitas wisata yang lebih
lengkap dan semakin ramai dikunjungi wisatawan, tentunya warga sekitar juga
pasti berbenah. Mereka akan menata lingkungan rumah dan desa mereka semakin
menarik. Kemudian usaha ekonomi kreatif warga masyarakat sekitar juga akan
bangkit, sehingga penghasilan mereka bertambah,”katanya.
Mangindar
mengakui, ketersediaan sarana dan prasarana wisata di sekitar dan menuju lokasi
Tugu Raja Simanihuruk masih sangat miskin.Jalan yang berkelok-keluk di
perbukitan belum diaspal. Untuk tahun depan, pembangunan jalan ke lokasi wisata
budaya dan religi baru ini akandianggarkan.
“Kabupaten
Samosir yang kini berpenduduk sekitar 200.000 jiwa, sejak awal telah kita
rancang menjadi kabupaten wisata.Potensi wisata di Samosir ini banyak.Namun pembangunan
potensi wisata yang ada masih kurang.Infrastruktur ke objek – objek wisata juga
masih miskin.Kita belum bisa membangun objek wisata dan sarana pendukungnya,
khusus sarana jalan akibat dana yang sangat minim,”katanya.
Generasi Manihuruk keluarga St E Manihuruk/Br Haloho asal Desa Hutaimbaru, Simalungun, Sumatera Utara yang kini bermukim di Jambi, Haranggaol, Simalungun dan Bandung, Jawa Barat tak melewatkan kesempatan menghadiri Pesta Tugu Manihuruk di tanah leluhur, Desa Harapokan, Lumban Suhi-suhi, Samosir, Sabtu, 29 Desember 2012. [Foto : SP/141]
Kesan
Perantau
Marga
Manihuruk asal tanah rantu menilai pembangunan Tugu Raja Manihuruk di Desa
Harapokan, Samosir tersebut sangat posotif untuk mengingatkan generasi
Manihuruk di tanah perantauan yang tak pernah menginjak kampung halaman dan
tanah leluhur mereka akan tertarik pulang kampung.
Monang
Manihuruk (55), generasi Manihuruk yang sudah lahir dan besar di Simalungun,
Sumatera Utara dan telah menetap di Bandung, Jawa Barat sejak tahun 1980-an
kepada SP di Desa Harapokan mengatakan, Dia bangga kini telah ada tugu nenek
moyang Manihuruk di Samosir.
“Kehadiran
tugu tersebut akan membuat generasi Manihuruk yang telah tersebar di berbagai
penjuru nusantara dan dunia akan tertarik berkunjung ke Tugu Raja Simanihuruk
di Desa Harapokan,”katanya.
Menurut
Monang yang juga pemilik radio siaran swasta nasional Radio Mora FM Bandung dan
Pematangsiantar, Simalungun ini mengatakan, Pemkab Samosir dan masyarakat
kurang siap menghadapi kunjungan belasan ribu keluarga marga Manihuruk dari
berbagai pelosok nusantara yang menghadiri peresmian tugu tersebut selama tiga
hari, 27 – 29 Desember 2012. Kekurang-siapan itu nampak dari sarana jalan yang
rusak, transportasi yang minim dan penyediaan cenderamata yang kurang.
Para
pengunjung sangat susah menjangkau Tugu Raja Manihuruk yang berada di
perbukitan ini. Sekitar 3 Km ruas jalan menuju lokasi tugu rusak berat. Jalan
sama sekali tidak diaspal dan batu-batu besar bertebaran di jalan, sehingga
sulit dilalui kendaraan.
Selain
itu, katanya, pengunjung juga susah membeli oleh-oleh atau cendera mata khas
Samosir di lokasi tugu. Kemudian para pengemudi angkutan juga cari
kesempatan.Pengemudi angkot mematok tarif ongkos dari jalan besar menuju tuku
dengan jarak hanya 3 km sampai Rp 20.000/orang.Padahal menurut warga setempat,
ongkos pada jalur tersebut hanya Rp 5.000/katanya.
“Kalau
jalan menuju Desa Harapokan tidak diperbaiki, sikap pengusaha angkutan dan
masyarakat sekitar terhadap pengunjung tidak diperbaiki, tentu para perantau
akan kapok datang lagi ke sini,”keluhnya. [SP/141]
0 Response to "Tugu Manihuruk Bangkitkan Wisata Samosir"
Posting Komentar