[JAMBI] “Ayo menari sama – sama. Jangan malu- malu. Kita menari
pengobat rindu kampung halaman. Jarang – jarang kita menikmati hiburan
Simalungun di perantauan seperti ini,” seru Kostan Damanik (60), sembari
melenggak-lenggokan badan menari Simalungun di depan podium Gereja
Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kotabaru, Kota Jambi, Provinsi
Jambi, sore itu.
Seorang tokoh Simalungun Kota Palembang, Sumatera Selatan itu tanpa
disangka tiba-tiba langsung tampil menari di panggung ketika panitia
memutar sepenggal musik pengiring Festival Tari Simalungun khusus
anak-anak dan remaja saat itu.
Ajakan Kostan pun disambut tokoh –tokoh Simalungun Jambi,
Pangkalpinang dan Bengkulu dengan menari bersama. Ketika musik dimatikan
pertanda festival tari dimulai, Kostan pun langsung berseru, “Wah, kok
musiknya dimatikan. Tanggung nih. Nanti lanjut lagi, ah!”.
Gairah Bangkit
Gairah menari para warga Simalungun dari Kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Kota
Jambi, Provinsi Jambi dan Bengkulu memang benar-benar bangkit ketika
menyaksikan Festival Tari Tradisional Simalungun untuk kalangan
anak-anak digelar di GKPS Kotabaru, Kota Jambi, Sabtu (31/9/2013).
Tim tari anak-anak sekolah minggu Gereja Kristen Protestan
Simalungun (GKPS) Kotabaru Jambi, Kota Jambi paling piawai membawakan
tari tradisional Simalungun secara asli pada Festival Tari Tradisional
Simalungun di GKPS Kotabaru, Kota Jambi, Sabtu (31/9). Mereka meraih
Juara II pada festival tari tersebut. [SP/Radesman Saragih]
Festival tari Simalungun tersebut mampu menyita perhatian mereka
karena acara seperti itu jarang dilaksanakan di daerah perantauan,
khususnya di wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan
Bengkulu. Mereka pun sangat antusias menyaksikan penampilan seluruh tim
tari anak-anak yang mengikuti Festival Tari Simalungun tersebut.
Tepuk tangan sekitar 500 warga GKPS yang menyaksikan festival tari
tersebut selalu terdengar riuh setiap kali tim tari anak-anak usai
menampilkan kreasi tari Simalungun mereka.
Piawai
Penampilan anak-anak sekolah minggu dan remaja GKPS Kota Jambi, GKPS
Palembang dan GKPS Muarabungo pada festival tari tradisional Simalungun
tersebut benar-benar memukau. Setiap tim tari mampu membawakan tari
tradisional Simalungun yang diperlombakan, yakni tari Haroan
Bolon/Manduda (Gotong – royong/Menumbuk Padi).
Kendati anak-anak dan remaja peserta festival tari tradisional
Simalungun tersebut selurunya sudah lahir di perantauan atau di luar
daerah Simalungun, mereka tetap piawai menampilkan tarian Simalungun.
Lenggak – lenggok badan, gerakan tangan dan kaki yang mereka lakonkan
membawakan tari Simalungun tak jauh berbeda dengan gaya tari tradisional
Simalungun asli.
Ketua Dewan Juri Festival Tari Simalungun tersebut, Roslinda Purba mengatakan sangat terkesan melihat penampilan anak-anak dan remaja GKPS perantauan yang mengikuti festival tari tersebut. Mereka pandai-pandai mangondok (berlenggak-lenggok) gaya tari Simalungun walaupun mereka sudah lahir diperantauan.
“Mereka juga mampu menafsirkan dan menjiwai tarian Haroan Bolon yang
menggambarkan tentang menanam, menuai dan menumbuk padi. Kepiawaian
anak-anak dan remaja GKPS Jambi, Palembang dan Muarabungo membawakan
tarian Simalungun ini diluar dugaan dewan juri. Hal ini menunjukkan
bahwa anak-anak kita ternyata tetap mencintai tarian tradisional
Simalungun kendati mereka sudah lahir dan besar di perantauan,”katanya.
Tim tari anak-anak sekolah minggu Gereja Kristen Protestan
Simalungun (GKPS) Kotabaru Jambi, Kota Jambi paling piawai membawakan
tari tradisional Simalungun secara asli pada Festival Tari Tradisional
Simalungun di GKPS Kotabaru, Kota Jambi, Sabtu (31/9/2013). Mereka
meraih Juara II pada festival tari tersebut. [SP/Radesman Saragih]
Memeriahkan Jubileum
Festival Tari Simalungun untuk kalangan anak-anak empat provinsi itu
digelar dalam rangka memeriahan perayaan Jubileum (Pesta Ulang Tahun
Gerejawi) 110 Tahun Injil di Simalungun tingkat Distrik VI Riau, Rayon I
Jambi di GKPS Kotabaru, Kota Jambi yang jatuh pada, Minggu (1/9/2013).
Praeses GKPS Distrik VI Riau, Pdt Jameldin Sipayung MA pada pembukaan
Festival Tari Simalungun tersebut mengatakan, pihaknya menggelar
festival tari memeriahkan perayaan Jubileum 110 Tahun Injil di
Simalungun tingkat GKPS Distrik VI, Rayon I Jambi untuk meningkatkan
peran GKPS dalam pelestarian seni – budaya daerah.
GKPS tetap peduli terhadap seni – budaya tradisional Simalungun
karena pesatnya Pekabaran Injil di daerah dan masyarakat Simalungun
selama lebih satu abad ini banyak didukung pendekatan seni – budaya.
Karena itu GKPS pun tidak bisa berhenti melakukan upaya-upaya
pelestarian seni – budaya Simalungun.
“Tanpa GKPS kemungkinan besar seni – budaya Simalungun akan cepat
punah. GKPS bisa kita jadikan benteng pertahanan terakhir seni – budaya
Simalungun dari kepunahan karena kegiatan-kegiatan GKPS senantiasa diisi
dengan seni – budaya Simalungun. Sebagian besar pelayanan di GKPS
hingga kini masih menggunakan bahasa Simalungun,”katanya.
Tim tari Simalungun anak – anak sekolah minggu Gereja Kristen
Protestan Simalungun (GKPS) Palembang, Sumatera Selatan menyabet Juara I
pada Festival Tari Tradisional Simalungun di GKPS Kotabaru, Kota Jambi,
Sabtu (31/9). Mereka menampilkan tari Simalungun dengan sentuhan kreasi
modern yang enak ditonton. [SP/Radesman Saragih]
Pdt Jameldin mengatakan, festival tari Simalungun dan berbagai
kegiatan bernuansa seni – budaya Simalungun digelar memeriahkan perayaan
Jubileum 110 Tahun Injil di Simalungun untuk wilayah Jambi, Sumatera
Selatan, Bangka Belitung dan Bengkulu yang baru pertama kali diadakan
tahun ini untuk memenuhi rasa rindu warga GKPS perantauan terjadap seni –
budaya daerah mereka.
Warga masyarakat Simalungun perantau umumnya sudah banyak yang rindu
seni – budaya Simalungun karena jauh dari kampung halaman. Kemudian
mereka juga banyak lupa seni – budaya warisan leluhur nenek moyang
mereka karena mereka jarang menyaksikan dan menampilkan pentas seni –
budaya Simalungun.
“Karena itu kegiatan seni – budaya Simalungun terus kita tingkatkan
dalam berbagai kegiatan gerejawi di GKPS. Kita tetap berusaha
menyemaikan seni – budaya Simalungun di ladang Tuhan, yakni GKPS karena
basis pelayanan GKPS adalah warga Simalungun,”katanya. [SP/Radesman
Saragih]
0 Response to "Festival Tari Simalungun di GKPS Jambi, Menyemaikan Budaya Daerah di Ladang Tuhan"
Posting Komentar