Kecenderungan seperti itu juga terjadi di dunia pariwisata Provinsi Jambi. Museum di daerah itu sepi kunjungan karena di museum sangat jarang digelar kegiatan rekreasi yang mampu menyedot perhatian pengunjung.
Menyikapi kondisi yang kurang mendukung pengembangan wisata sejarah itu, pihak Museum Negeri dan Museum Perjuangan Rakyat Jambi terus menggencarkan berbagai kegiatan rekreasi, seni, budaya, dan pendidikan di arena museum. Sasaran utama kegiatan tersebut umumnya anak-anak dan remaja.
Kepala Museum Perjuangan Rakyat Jambi Herman di Jambi, baru-baru ini menjelaskan, pihaknya telah beberapa kali menggelar kegiatan rekreasi, seni budaya dan kegiatan ekstrakurikuler sekolah di arena museum tersebut. Tujuannya, tak lain untuk menggairahkan minat anak-anak dan generasi muda mengunjungi museum.
Lomba menggambar dan mewarnai tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) Kota Jambi digelar di arena museum di pusat kota itu, baru-baru ini. Setelah lomba tersebut, anak-anak diberi kesempatan melihat-lihat berbagai koleksi benda bersejarah di dalam gedung museum.
Kegiatan lain yang digelar di Museum Perjuangan Rakyat Jambi sebelumnya, yakni seminar sejarah perjuangan Jambi dan pameran teknologi tepat guna Juli - Agustus lalu. Secara insidentil, pihak Museum Perjuangan Rakyat Jambi juga bekerja sama dengan berbagai sekolah melakukan kegiatan ekstrakurikuler di museum tersebut. Semua kegiatan tersebut dijadikan sebagai perangsang minat generasi muda mengunjungi museum.
Pantauan SP, koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi di Jalan Sultan Agung Kota Jambi sebenarnya tidak kalah dari koleksi museum di berbagai daerah di Tanah Air. Untuk wilayah Provinsi Jambi, koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi paling lengkap.
Museum tersebut cukup layak dijadikan objek wisata sejarah andalan di Sumatera. Museum ini sering dijadikan barometer pengelolaan museum tingkat nasional karena koleksinya cukup lengkap. Pada pameran museum nasional di Sumatera Barat, Mei 2009, Museum Perjuangan Rakyat Jambi mampu memikat pencinta permuseuman karena koleksinya lengkap dan terawat.
Cukup Banyak
Museum yang diresmikan Presiden Soeharto tahun 1997 itu menyimpan koleksi cukup banyak. Koleksi tersebut, antara lain mata uang Kesultanan Jambi. Mata uang koin yang diperkirakan dibuat tahun 1840 itu bertuliskan Arab berbunyi "Sanat 1256".
Koleksi replika pesawat catalina RI 005 merupakan pesawat yang disewa oleh Dewan Pertahanan Daerah Jambi dari seorang mantan penerbang Royal Australian Air Force (RAAF) Kobley.
Pesawat itu digunakan untuk perjuangan mempertahankan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pesawat tersebut menjadi pengangkut senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer serta sipil untuk wilayah Kota Jambi, Bukittinggi, Sumatera Barat, Rantauprapat, Sumatera Utara, Banda Aceh, Tanjungkarang, Provinsi Lampung, Yogyakarta, dan Singapura. Pesawat tersebut jatuh di Sungai Batanghari, dekat Desa Sijenjang, 29 Desember 1948.
Koleksi lain yang paling banyak mengisahkan heroisme dan patriotisme Jambi mengusir penjajah Belanda ialah patung, gambar, dan catatan sejarah perjuangan Sultan Thaha Syaifuddin dengan senjata Keris Siginjei.
Keris yang dibawa Belanda ke Batavia setelah Sultan Thaha gugur, kini tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Keris Siginjei merupakan pusaka secara turun-temurun Kesultanan Jambi. Keris yang bersarung emas berhiaskan permata itu merupakan lambang pemersatu masyarakat Jambi. Sultan Thaha Syaifuddin menjadi sultan terakhir yang memiliki keris tersebut.
Kepala Museum Perjuangan Rakyat Jambi Herman menjelaskan, peninggalan sejarah yang menjadi koleksi unggulan dan masih terpeli-hara ialah patung, gambar, dan kisah perjuangan Sultan Thaha Syaifuddin Jambi ser-ta replika pesawat terbang catalina.
Karena itu, pihaknya memajang patung, gambar, dan kisah perjuangan Sultan Thaha Syaifuddin Jambi di ruang depan museum itu. Replika pesawat catalina dipajang di halaman depan museum agar bisa dilihat masyarakat yang melintas setiap saat.
Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin mengatakan, benda-benda peninggalan sejarah yang tersimpan di seluruh museum di Jambi perlu dirawat dan diamankan agar jangan sampai rusak atau hilang. Benda-benda bersejarah di museum perlu dilestarikan agar dapat dijadikan sebagai bahan penyemaian nilai-nilai kejuangan dan nasionalisme di kalangan generasi muda.
Koleksi benda-benda bersejarah di museum Jambi banyak menyimpan kisah perjuangan rakyat Jambi mengusir penjajah. Kisah tersebut, kini banyak dilupakan masyarakat Jambi karena kehadiran museum semakin terabaikan.
"Untuk itu, museum ini harus bisa dikelola dengan baik. Pengelola museum perlu membuat paket-paket rekreasi sejarah yang menarik di arena museum agar pengunjung museum meningkat," katanya. [SP/Radesman Saragih](Suara Pembaruan, Sabtu, 7/11/09: Nusantara)
0 Response to "Memanjakan Pengunjung Museum di Kota Jambi"
Posting Komentar