(Jambi/Warna) - Gereja
atau muat Kristen harus siap dan ikhlas berkorban untuk menyelamatkan dan membela orang-orang
terpuruk dalam kehidupan ini agar mereka bisa terbebas dari belenggu kesulitan
hidup. Selain itu Gereja juga harus mampu bersikap rendah hati untuk memaafkan
atau mengampuni siapa pun yang mempersulit kehidupan Gereja.
Fragmen penyaliban Tuhan Yesus Kristus yang dipentaskan wanita/ibu - ibu pada ibadah Jumat Agung di GKPS Kotabaru, Kota Jambi, Jumat (18/4). Tuhan Yesus diperankan seorang ibu pada fragmen tersebut. (Foto: Warna/RSM)
Sikap berkorban dan mengampuni itu merupakan teladan yang diberikan Yesus Kristus terhadap orang percaya ketika Yesus menderita sengsara di kayu salib untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa dan kematian.
Demikian
makna peringatan wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung yang disampaikan Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS)
Resort Jambi, Pdt JP Tamsar STh dalam khotbahnya pada ibadah Jumat Agung di GKPS
Kotabaru Jambi, Jumat (18/4) sore.
Menurut
Pdt JP Tamsar STh, umat Kristen di mana pun berada harus senantiasa mampu
meneladani Yesus Kristus yang memiliki kerendahan hati untuk mengampuni
orang-orang yang membenci dan menistakan Dia. Kemampuan umat Kristen untuk mengampuni
siapa pun yang membenci dan menistakan Kristen merupakan salah satu wujud ketegaran
jiwa dan keteguhan iman kepada Yesus Kristus.
“Selain
itu, umat Kristen juga harus memiliki jiwa rela berkorban untuk menolong
orang-orang yang terpuruk dalam hidup ini agar mereka bisa terbebas dari
belenggu kesulitan hidup. Jiwa rela berkorban ini bisa lahir dalam diri umat
Kristen jika umat Kristen benar-benar meneladani jiwa pengorbanan Yesus Kristus
yang rela mati di kayu salib demi menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian,”katanya.
Sementara
itu ibadah Jumat Agung di GKPS Kotabaru Jambi, Jumat (18/4) sore diwarnai dengan
fragmen penyaliban Yesus Kristus yang dibawakan kaum ibu-ibu. Pementasan
fragmen tersebut membuat ibadah Jumat Agung di GKPS Kotabaru Jambi yang diikuti
sekitar 300 orang warga jemaat berlangsung dalam suasana khusyuk.
Suasana
duka juga terasa pada ibadah Jumat Agung di GKPS Jambi karena sebagian besar
warga jemaat mengikuti ibadah mengenakan pakaian serba hitam. Kemudian ibadah Jumat
Agung di gereja tersebut terasa sejuk karena dilaksanakan perjamuan kudus.
Ibadah
atau misa Jumat Agung di Gereja Katolik Santa Theresia Kota Jambi, Jumat (18/4)
sore juga berlangsung aman, tertib, sederhana namun tetap khidmat. Ribuan umat
Katolik Jambi mengikuti misa Jumat Agung di gereja tersebut. Sebagian warga
jemaat terpaksa mengikuti ibadah di halaman dan lapangan parker gereja karena
gereja tidak mampu menampung padatnya warga jemaat.
Sementara
itu Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jambi dari Gereja
Katolik Jambi, LY Tukijan mengatakan,
umat Kristen harus memberi makna peringatan Jumat Agung dengan aksi nyata di
dalam kehidupan sehari-hari. Umat Kristen jangan hanya memperingati wafatnya
Yesus Kristus secara seremonial.
Sebagai
wujud dari pemahaman yang baik terhadap pengorbanan Yesus di kayu salib, umat
Kristen hendaknya mampu hidup tetap dalam penuh pengharapan kendati banyak
pergumulan hidup yang mendera. Selain itu umat Kristen juga harus bisa
memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat, khususnya memberikan
sumbangsih dalam membangun kerukunan hidup beragama.
“Umat
Kristen hendaknya menjadikan peringatan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai
roh atau semangat dalam membangun kerukunan beragama. Kerukunan beraga itu bisa
tercipta jika umat Kristen turut membangun masyarakat sekitarnya,”katanya.
(Warna/Rds)
0 Response to "Makna Jumat Agung:Gereja Harus Ikhlas Berkorban Bela Orang Terpuruk "
Posting Komentar