Umat Kristiani di Jambi Apresiasi Dukungan Masyarakat Amankan Natal



Anak-anak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2, SMPN 10 dan SMPN 14 Kota Jambi semangat tampil membacakan liturgi (Firman Allah) pada perayaan Natal koalisi ketiga sekolah itu di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kota Jambi, Selasa (15/12/2016). (Foro : Warna/Rds)
(JAMBI/Warna) - Suasana tegang cukup terasa memasuki musim perayaan Natal di Kota Jambi akibat ketatnya pengamanan menjelang dan hingga perayaan Natal di berbagai Gereja di kota itu.Pengamanan berlapis yang dilakukan aparat keamanan di setiap gereja dan jalan raya membuat umat Kristiani sedikit kurany merasa nyaman menghadiri perayaan Natal di gereja masing-masing. 

Namun berkat dukungan masyarakat Jambi terhadap keamanan perayaan Natal disertai pola pengamanan Natal yang bersifat persuasif, perayaan Natal di Jambi mulai dari Malam Natal, Sabtu (24/12/2016) hingga Hari Natal, Minggu (25/12/2016) berlangsung aman dan tertib.  Menyikapi perayaan Natal yang aman, tertib dan khidmat tersebut, umat Kristiani di Provinsi Jambi pun memberikan kepada masyarakat dan jajaran keamanan.

“Salutlah sama pengertian warga masyarakat Jambi yang turut mendukung tertibnya perayaan Natal di Jambi. Dukungan masyarakat Jambi tersebut membuat perayaan Natal di berbagai gereja di Jambi berlangsung aman, tertib dan khidmat. Kami mengharapkan suasana kondusif dan aman yang tercipta pada perayaan Natal di Jambi ini bisa berlangsung hingga ibadah perayaan akhir tahun, Sabtu (31/12/2016) hingga Tahun Baru, Minggu (1/1/2017),”kata seorang anggota Majelis Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, Rosenman Saragih seusai perayaan Natal di GKPS Jambi, Minggu (25/12/2016).

Menurut Rosenman, ibadah perayaan Natal di berbagai gereja di Kota Jambi mulai Sabtu (24/12) hingga Minggu (25/12) berlangsung tertib dan aman. Seluruh umat Kristen di Jambi yang memadati seluruh gereja bisa mengikuti ibadah Natal dengan khidmat dan tertib. Rangkaian ibadah Natal di GKPS Jambi, Huria Kristen BatakProtestan (HKBP) Kotabaru mulai Sabtu malam – Minggu siang pun berjalan lancar, aman dan khidmat.

“Suasana Natal yang aman dan damai tersebut tak terlepas dari sikap saling menghargai dan menghormatu antarumat bergama di Jambi. Ketika arus lalu lintas di komplek gereja Kotabaru pada saat perayaan Natal, warga tidak banyak yang melalui jalur tersebut, sehingga kepadatan lalu lintas data dikurangi. Kemudian pengamanan berlapis yang dilakukan aparat keamanan juga tidak membuat jemaat tegang, karena pengamanan mengutamakan pola persuasif,”katanya.

Peraayaan Natal di GKPS Kotabaru Jambi tidak hanya bersifat seremonial dan menyuguhkan pentas hiburan rohani. Jemaat GKPS Jambi juga melakukan aksi kasih Natal dengan memberikan bingkisan kebutuhan pokok kepada warga miskin sekitar gereja, Jumat (23/12/2016). (Foto : Warna/Rds)

Pantau Natal

Sementara itu Gubernur Jambi, Zumi Zola, Kapolda Jambi, Brigjen Pol Yazid Fanani dan Wali Kota Jambi, Syarif Fasha turut memantau ibadah perayaan Natal di berbagai gereja di Kota Jambi, Sabtu (24/12/2016) malam. Zumi Zola mengapresiasi terciptanya suasana Natal yang kondusif di Kota Jambi dan di daerah kabupaten.

“Terima kasih kepada segenap umat beragama dan masyarakat Jambi yang turut mendukung situasi kondusif, sehingga perayaan Natal di Jambi bisa berlangsung aman dan tertib. Situasi kondusif ini saya harapkan tetap tercipta hingga Tahun Baru nanti,”katanya.
Gubernur Jambi, Zumi Zola (dua dari kanan) didampingi Ketua DPRD Provinsi Jambi (kanan) memberikan bingkisan Natal kepada petugas keamanan ketika meninjau pos komando (posko) pengamanan Natal dan Tahun Bari di komplek gereja Kotabaru, Kota Jambi, Sabtu (24/12) malam. [SP/Radesman Saragih]

Lintas Agama
Pertemuan tokoh – tokoh lintas agama dan organisasi masyarakat yang diprakarsai Gubernur Jambi, Zumi Zola turut mendukung terciptanya suasana kondusif selama perayaan Natal di Jambi. Pertemuan tokoh lintas agama dan organisasi kemasyarakatan tersebut mampu menenangkan masyarakat kendati ada upaya kelompok tertentu yang mengganggu keamanan Natal.

“Kebersamaan dan saling pengertian tokoh lintas agama dan segenap umat beragama di Jambi ini saya harapkan tetap tercipta. Hal itu penting agar perayaan – perayaan Natal yang masih ada di Jambi, seperti Natal Oikumene, Rabu (28/12) serta perayaan akhir tahun dan tahun baru di Jambi tetap aman dan tertib,”kata Gubernur Jambi, Zumi Zola di Jambi, Senin (26/12/2016).

Zumi Zola mengapresiasi sikap umat beragama dan masyarakat di Jambi yang tidak terpancing terkait penyebaran informasi dan gambar di media sosial tentang adanya lafal atau tulisan nama Allah berbahasa Arab pada hiasan Natal di salah satu hotel berbintang di Kota Jambi. Penyebaran  informasi dan gambar hiasan natal yang mengandung bahasa Arab tersebut sempat memancing rekasi organisasi masyarakat. Kasus hiasan natal yang bertuliskan bahasa Arab tersebut pun membuat hotel berbintang tersebut terpaksa ditutup sejak Sabtu (24/12/2016).

Menurut Zumi Zola, mencegah terjadinya salah paham di tengah umat beragama terkait kasus bahasa Arab pada hiasan Natal di hotel berbintang tersebut, pihaknya sudah mengadakan pertemuan tokoh-tokoh lintas agama dan organisasi masyarakat di Jambi. Pada pertemuan tersebut sudah disepakati bahwa kasus tulisan kata Allah berbahasa Arab dalam hiasan Natal di hotel berbintang tersebut diserahkan kepada pihak kepolisian. Warga masyarakat dan umat beragama tidak perlu terprovokasi terkait kasus tersebut.

“Seluruh tokoh lintas agama dan organisasi masyarakat di Jambi sudah sepakat bahwa masalah tulisan nama Allah berbahasa Arab pada hiasan Natal di salah satu hotel berbintang Jambi ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum dan dikawal secara bersama-sama. Ini adalah cobaan bagi kita semua, kita berharap agar otak pelaku dapat segera ditemukan,”katanya.

Zumi Zola meminta seluruh umat dan pimpinan umat Bergama di Provinsi Jambi tidak mudah terprovokasi intrik-intrik kelompok tertentu yang ingin menciptakan konflik antarumat beragama di daerah itu selama perayaan Natal hingga malam Tahun Baru. Jika ada oknum-oknum ataupun kelompok tertentu yang berupaya mengadu – domba umat beragama, hal tersebut hendaknya dilaporkan kepada aparat keamanan.

“Saya meminta masyarakat dan umat beragama di Jambi tidak mudah terprovokasi dan terpancing emosi akibat adanya upaya pihak atau kelompok tertentu yang mencoba memancing konflik umat beragama dengan berbagai cara. Kalau ada pihak yang melakukan berbagai upaya untuk memancing konflik di tengah masyarakat selama Natal hingga Tahun Baru nanti, saya meminta warga segera melaporkannya kepada aparat keamanan,”tegas Zumi Zola di Jambi, Senin (26/12/2016) terkait temuan adanya penulisan nama Allah berbahasa Arab pada hiasan pohon Natal di salah satu hotel berbintang di Kota Jambi.

Zumi Zola mengatakan Pemerintah Provinsi Jambi sangat mendukung penuh agar kasus hiasan Natal di hotel berbintang Kota Jambi tersebut segera diselesaikan secepatnya. Selain itu Dia juga meminta semua pihak di Jambi dapat menjaga suasana agar tetap kondusif selama Natal hingga Tahun Baru.

“Jangan sampai Jambi yang tenang menjadi gaduh. Kita harus menahan diri dan menjaga suasana Jambi tetap kondusif,"tambahnya.

Sementara itu Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani mengatakan, pihaknya sudah memeriksa belasan orang terkait kasus temuan penulisan nama Allah berbahasa Arab pada hiasan Natal di hotel berbintang Kota Jambi tersebut. Pihak manajemen hotel dan orang yang menyebarkan gambar hiasan Natal tersebut ke media sosial juga turut diperiksa.

“Kami akan menangani kasus hiasan Natal ini secepatnya. Karena itu kami harapkan semua pihak dapat sama - sama melihat kasus ini dengan arif dan jernih, tidak terpancing. Saya juga meminta meminta dukungan semua pihak agar kasus ini segera terselesaikan,”katanya.
Gubernur Jambi, Zumi Zola (dua dari kanan baris kedua) dan Kapolda Jambi, Brigjen Pol Yazid Fanani (dua dari kanan baris depan) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Jambi, tokoh lintas agama dan organisasi masyarakat seusai penandatanganan kesepakatan untuk menjaga kerukunan di Jambi, Sabtu (24/12/2016). [SP/Radesman Saragih]

Pasukan Pengamanan Natal

Jajaran kepolisian di Provinsi Jambi sendiri mengerahkan kekuatan penuh mengamankan perayaan Natal 2016 hingga Tahun Baru 2017. Pengamanan Natal dan Tahun Baru dilakukan ekstra ketat di daerah itu untuk menutup celah aksi teror, khususnya teror pada pelaksanaan ibadah perayaan natal, akhir tahun dan tahun baru di rumah-rumah ibadah.

“Untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan, ketertiban dan kekacauan lalu lintas selama perayaan Natal 2016 hingga Tahun Baru 2017 di Jambi, jajaran Polda Jambi yang memiliki 10 kepolisian sektor (Polres) menerjunkan 1.800 orang personil. Kemudian Polda Jambi juga membentuk sekitar 200 unit pos komando (posko) pengamanan Natal dan Tahun Baru di 10 polres,”kata Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani kepada wartawan seusai gelar pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru dengan sandi Operasi Lilin 2016 di Polda Jambi, Kamis (22/12/2016) sore.

Dijelaskan, pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru di Jambi merupakan gabungan dari unsure kepolisian, TNI dan dinas instansi terkait di daerah itu. Sekitar 1.350 orang atau 75 % personil pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru di daerah itu berasal dari kepolisian. Sedangkan sisanya 450 orang atau 25 % berasal dari TNI dan dinas instansi terkait. Selain itu pasukan pengamanan natal dan tahun baru di Jambi juga diperkuat puluhan anjing pelacak. Anjing pelacak dikerahkan untuk mengantisipasi terror bom.

Pasukan pengaman Natal dan Tahun Baru di Jambi, lanjut Yazid Fanani disiagakan di lapangan mulai Jumat (23/12/2016) hingga Minggu (1/1/2017). Setiap posko natal dan tahun baru di daerah itu diperkuat 30 orang personil. Kemudian pasukan pengamanan natal dan tahun baru dari jajaran kepolisian, khususnya pasukan penjinak bom atau Gegana Polda Jambi dikerahkan melakukan patroli dan sterilisasi rumah ibadah atau gereja dan bandara.

“Prioritas pengamanan kami lakukan di komplek rumah ibadah, bandara, terminal, perbankan dan pusat – pusat keramaian keramaian seperti tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Posko pengamanan natal dan tahun baru sudah didirikan di tempat-tempat yang membutuhkan pengamanan tersebut,”katanya.

Sementara itu Kapolresta Jambi, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Bernard Sibarani mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan sekitar 1.000 orang personil gabungan mengamankan Natal dan Tahun Baru di Kota Jambi, mulai Kamis (22/12/2016). Jumlah posko pengamanan natal dan tahun baru yang didirikan di Kota Jambi sebanyak 10 unit. Posko tersebut berada di komplek gereja Kotabaru dan Pasar, bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS), terminal bus Alam Barajo dan pusat perbelanjaan Pasar, Kota Jambi.

“Pasukan pengamanan natal dan tahun baru di Kota Jambi tidak hanya siaga di posko, tetapi juga ada yang melakukan patroli selama 24 jam. Pasukan pengamanan  natal dan tahun baru juga kami siagakan di gereja-gereja yang berada di pinggiran kota atau di luar komplek gereja Kotabaru dan Pasar,”katanya.

Natal Daerah

Perayaan Natal di beberapa daerah kabupaten dan kota di Jambi pun mendapatkan pengamanan ekstra. Wilayah Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan merupakan jalur utama lintasan Jawa – Sumatera termasuk kategori rawan keamanan, khususnya menghadapi susana perayaan natal dan tahun baru. Menyikapi kondisi tersebut tersebut, jajaran kepolisian di Bungo melakukan pengamanan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 secara dini dan maksimal.

“Untuk itu, selain menerjunkan sekitar 300 orang anggota, Polres Bungo juga mengerahkan beberapa ekor anjing pelacak untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Anjing pelacak dikerahkan mengendus aksi-aksi teroris di rumah ibadah, bus dan pusat keramaian. Kemudian anggota polisi di Bungo juga siaga di puluhan pos komando (posko) dan melakukan patroli 24 jam selama Operasi Lilin Siginjai 2016, Kamis (22/12/2016) hingga Minggu (1/1/2017),”kata Kapolres Bungo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Asep Amar Permana kepada wartawan seusai apel siaga Operasi Lilin Siginjai 2016di markas Polres Bungo, Kota Muarabungo, Jambi, Kamis (22/12/2016).

Dikatakan, pengamanan Natal dan Tahun Baru di Bungo perlu dilakukan secara dini dan maksimal karena daerah itu memiliki cukup banyak titik rawan sosial dan kriminalitas. Sekitar  20 rumah ibadah atau gereja di Kabupaten Bungo tersebar di daerah-daerah transmigrasi yang jauh dari Kota Muarabungo. Karena itu pengamanan rumah ibadah di Bungo membutuhkan jumlah personil yang cukup banyak.  

Asep Amar Permana lebih lanjut mengatakan, Kabupaten Bungo juga termasuk daerah rawan kriminalitas karena daerah itu berbatasan langsung dengan Sumatera Barat dan merukapan jalur utama lintasan Jawa – Sumatera melalui Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

 “Menghadapi Natal dan Tahun Baru, kami sudah melakukan deteksi dini dan upaya preventif atau pendekatan sosilal di beberapa lokasi kerawanan sosial dan kriminalitas. Seluruh komponen masyarakat kami imbau meningkatkan sika toleran agar perayaan Natal 2016 dan Tahun baru 2017 di Bungo berlangsung aman dan tertib,”katanya.

Batanghari

Sementara itu Wakil Kapolres Batanghari, Wakapolres Batangahari Komisaris Poloso (Kompol) Doni Wahyudi pada apel siaga Operasi Lilin Siginjai 2016 di ,arkas Polres Batanghari, Kamis (22/12/2016) menjelaskan, pihaknya juga melakukan pengamanan secara ketat mencegah terjadinya gangguan perayaan Natal dan Tahun Baru di daerah yang berbatasan dengan Kota Jambi itu.   

“Jumlah anggota Polres Batanghari yang kami terjunkan mengamankan Natal dan Tahun Baru sekitar 140 orang. Pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru Polres Batanghari langsung diterjunkan mengamankan Natal dan Tahun Baru mulai Kamis (22/12/2016). Jumlah gereja yang mendapat pengamanan di daerah itu sebanyak 21 unit dan rumah yang dijadikan tempat ibadah perayaan Natal 12 unit,”katanya.

Menurut  Doni Wahyudi, Batanghari juga memiliki beberapa wilayah rawan sosial dan kriminalitas karena gerja di daerah itu tersebar di beberapa kecamatan di luar Kota Muarabulian. Kemudian daerah itu juga merupakan jalur lintasan Kota Jambi – Padang, Sumatera Barat.

Suasana kondusif perayaan Natal di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Desa Bukitmarau, Kecamatan pelawan Singkut, Sarolangun, Selasa (20/12/2016) sore. Beberapa anggota polisi hadir langsung di gereja tersebut selama perayaan Natal untuk memberikan rasa aman kepada warga jemaat.  [SP/Radesman Saragih]

Kota Jambi

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Jambi menerjunkan sekitar 350 orang personil mengamankan perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru tersebut disiagakan sekitar 60 gereja, bandara, terminal bus, pusat perbelanjaan dan tempat wisata. Pengamanan Natal dan Tahun Baru dengan sandi Operasi Lilin 2016 tersebut dilaksanakan selama 11 hari mulai Kamis (22/12/2016) hingga Senin (1/1/2017).

Kapolresta Jambi, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Bernard Sibarani didampingi Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Polresta Jambi Brigadir Polisi Satu (Briptu) Alamsyah Amir di Jambi, Selasa (20/12) menjelaskan, pengamanan Natal dan Tahun Baru di Kota Jambi dilakukan melalui kegiatan patrol lalu lintas, siaga di gereja-gereja dan pusat keramaian serta siaga di pos komando (posko) pengamanan Natal dan Tahun Baru.

“Posko pengamanan Natal dan Tahun Baru kami dirikan di sekitar gereja dan tempat keramaian. Jumlah posko pengamanan Natal dan Tahun Baru di Kota Jambi yang kami bentuk ada 10 posko. Anggota polisi yang siaga di setiap posko selama 24 jam 30 orang,”katanya. 

Dijelaskan, pengamanan Natal dan Tahun Baru di Kota Jambi diutamakan dengan pola persuasif, bukan represif. Pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru di kota itu melakukan pendekatan dan imbauan kepada warga masyarakat agar tetap menjaga ketertiban dan keamanan selama perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Kemudian kami juga mengimbau kepada seluruh umat beragama di Kota Jambi agar tetap menjunjung tinggi sikap toleransi beragama. Namun jika ada pelaku kejahatan dan kelompok-kelompok tertentu yang mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat selama perayaan Natal dan Tahun Bari tetap kami tindak tegas,”katanya.

Sementara itu, perayaan Natal umat Kristen di daerah-daerah terpencil di Provinsi Jambi tetap mendapat pengamanan pihak kepolisian. Para anggota kepolisian di kabupaten tetap terjun langsung ke gereja melakukan pengamanan perayaan Natal.

Beberaa anggota kepolisian sektor (Polsek) Pelawan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Jambi misalnya langsung hadir pada perayaan Natal jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Desa Bukitmarau, Kecamatan pelawan Singkut, Sarolangun, Selasa (20/12/2016) sore.

Kehadiran anggota polisi pada perayaan Natal tersebut turut menciptakan suasana kondusif, sehingga sekitar 250 orang warga jemaat GKPI Singkut bisa merayakan Natal dengan tertib dan aman. 

“Kami sengaja hadir di lokasi perayaan Natal GKPI Desa Bukitmarau, Singkut ini untuk memberikan rasa aman bagi warga jemaat merayakan Natal. Pantauan kami selama perayaan Natal, suasana kondusif, tidak ada gangguan lingkungan, sehingga warga jemaat GKPI di pedesaan ini berlangsung tertib dan aman hingga akhir acara,”kata Kapolsek Singkut Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dodik Tri. (Warna/Rds)


Lima Tahun GKPS Persiapan Tanah Kanaan, Gereja Harus Dibangun dari Rasa Kerendahan Hati


Ketua Majelis Jemaat (Pengantar Jemaat/Porhanger) GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi (dua dari kanan) didampingi Pendeta GKPS Resort Jambi, Pdt R Tondang, STh (kanan) memotong kue ulang tahun pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi, Minggu (23/10/2016). (Foto : Warna/Rds

(Warna/Jambi) – Pembangunan suatu gereja di suatu daerah, khususnya di perantauan (diaspora) ternyata tidak bisa hanya mengandalkan banyaknya jumlah jemaat dan materi yang cukup. Pembangunan gereja di perantauan membutuhkan kebersamaan di antara jemaat, kerendahan hati para pemimpin dan pelayan gereja serta jalinan silaturahmi (hubungan kekeluargaan) yang baik warga gereja dengan warga masyarakat sekitar. Bila prinsip-prinsip tersebut bisa dicapai, pembangunan suatu gereja, baik pembangunan gedung gereja maupun jemaatnya, akan lebih mudah terwujud. Demikian butir-butir pemikiran yang bisa dipetik dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) V Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi, Provinsi Jambi, Minggu (23/10/2016). 


Pendeta GKPS Resort Jambi, Pdt R Tondang, STh dalam khotbahnya perayaan HUT V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi tersebut menyebutkan, gereja tidak bisa dibangun dengan rasa tinggi hati ataupun kesombongan. Namun gereja harus dibangun di atas rasa rendah hati. Melalui rasa rendah hati tersebut, gereja akan bisa dibangun dengan rasa kebersamaan antara warga jemaat dengan para pimpinan maupun pelayan gereja.


“Di tengah pembangunan gereja tidak boleh ada orang yang merasa lebih berjasa dan lebih mampu karena gereja adalah persekutuan rohani yang hanya bisa terbangun melalui kebersamaan. Karena itu marilah kita membangun gereja kita, meningkatkan pelayanan dengan rasa rendah hati. Biarlah Tuhan yang semakin terpuji dan makin dipermuliakan dari jerih lelah kita membangun gereja yang penuh dengan tantangan,”katanya.


Ketua RT 19, Kecamatan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Sugiarto (kanan) bersama tokoh masyarakat turut menari bersama pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi, Minggu (23/10/2016). (Foto : Warna/Rds)

Sementara itu Ketua Rukun Tetangga (RT) 19, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Sugiarto pada kesempatan tersebut mengatakan, rasa kebersamaan, saling menghargai dan kerukunan antara warga gereja perlu terus dikedepankan untuk membangun rumah ibadah atau gereja.


Rasa kebersamaan, saling menghargai dan kerukunan tersebut penting, lanjut Sugiarto, agar kehadiran gereja dan umat Kristen membawa berkat atau manfaat bagi warga sekitar. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan tersebut juga sangat penting, sehingga warga gereja dengan masyarakat sekitar bisa sama-sama menghargai.


“Selama ini jalinan kekeluargaan warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi dengan warga masyarakat RT 19, Bagan Pete, sudah cukup baik. Rasa kekeluargaan ini perlu terus ditingkatkan melalui jalinan komunikasi yang baik antara warga  GKPS Persiapan Tanah Kanaan dengan warga sekitar,”katanya.


Sementara itu, warga Simalungun Kristen Jambi, JM Damanik dari Gereja Katolik Jambi mengatakan, pembangunan gereja di tanah perantauan perlu disertai rasa sabar. Proses dan prosedur pembangunan gereja, khususnya pengurusan izin harus dihadapi dengan kesabaran. Kemudian jalinan komunikasi dengan warga sekitar gereja dan pemerintah setempat perlu terus ditingkatkan untuk memperoleh dukungan pembangunan gereja, khususnya dalam memperoleh izin mendirikan rumah ibadah.


“Kami warga Simalungun Kristen di luar GKPS Jambi tetap mendukung pembangunan GKPS Persiapan Tanah Kanaan ini. Mudah-mudahan GKPS Persiapan Tanah Kanaan bisa segera mendapat izin dari pemerintah. Namun demikian, kalaupun proses izin lambat, warga GKPS Pesiapan Tanah Kanaan jangan patah semangat. Gereja kami mendapat izin masyarakat dan pemerintah di Jambi setelah menunggu sekitar 15 tahun,”katanya.


Sementara Ketua Majelis Jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan, St JP Sidauruk pada kesempatan tersebut mengatakan, GKPS Persiapan Tanah Kanaan tetap bersemangat melaksanakan pelayanan kendati pengurusan izin gereja tersebut masih terus berlanjut.


Pelayanan dan pembangunan GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi bis aberlanjut terus lima tahun terakhir berkat adanya kebersamaan di antara jemaat, majelis dan pimpinan, serta adanya jalinan komunikasi yang baik dengan masyarakat dan pemerintah setempat.


“Kami berharap GKPS Pesiapan Tanah Kanaan Kota Jambi cepat memperoleh izin dari pemerintah, sehingga kami bisa membangun gereja yang permanen. Kami juga mengharapkan agar GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi ini bisa segera diresmikan Pimpinan Pusat GKPS menjadi GKPS Tanah Kanaan,”katanya.


Dijelaskan, GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi diresmikan, Minggu (23/10/2011). Ketika itu jumlah warga jemaat GKPS Persiapan Tanah Kanaan yang sebagian besar adalah warga jemaat Sektor Tesalonikan GKPS Jambi hanya 33 kepala keluarga (KK). Namun kini warga jemaat GKPS yang dekat dengan kampus Universitas Jambi tersebut sudah mencapai 86 KK di luar mahasiswa dan pemuda.


Sebelum diresmikan menjadi GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi, gereja tersebut hanya berstatus Pos Pekabaran Injil (PI) Aur Duri GKPS Jambi. Ketika itu ibadah jemaat Pos PI Aur Duri dilaksanakan dari rumah ke rumah warga jemaat.


Sekitar 500 orang jemaat dan undangan mengikuti ibadah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi di bawah tenda, Minggu (23/10/2016). (Foto : Warna/Rds)

Sementara itu ibadah dan perayaan HUT V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi berlangsung meriah. Ibadah HUT V GKPS Persiapan Tanah Kanaan tersebut dihadiri sekitar 500 orang, terdiri dari warga jemaat GKPS Pesiapan Tanah Kanaan Kota Jambi, GKPS Jambi (Gereja Pamatang), perwakilan gereja tetangga, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Anugerah, Kenali Besar, Kota Jambi.


Ibadah dimeriahkan dengan penampilan Vokal Grup (VG) dan solo Pemuda GKPS Persiapan Tanah Kanaan, Koor Wanita GKPS Persiapan Tanah Kanaan, VG Wanita dan Pemuda GKPS Jambi. Perayaan HUT V GKPS di pinggiran Kota Jambi tersebut juga meriah berkat penampilan tarian anak-anak sekolah minggu, tarian bersama dengan iringan grup musik Granada Kota Jambi.


Grup musik Batak tersebut cukup mampu mengiringi panortoron (menari) dalam rangka pengumpulan dana pada perayaan HUT V GKPS Persiapan Tanah Kanaan tersebut. Melalui lantunan lagu-lagu rancak (gembira) khas Simalungun, Batak, Melayu dan lagu Indonesia, termasuk lagu asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Maumere, Granada Musik Jambi mampu menggairahkan semangat segenap warga jemaat dan undangan yang menghadiri HUT V GKPS Persiapan Tanah Kanaan tersebut. Melalui Pesta Perayaan HUT V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi yang sederhana namun tetap meriah tersebut, berhasil dihimpun dana sekitar Rp 17 juta. (Warna/Rds)

Anak-anak sekolah minggu turut memeriahkan pesta Hari Ulang Tahun (HUT) V GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi dengan menampilkan tari Simalungun, Minggu (23/10/2016). (Foto : Warna/Rds)

Belajar Suksesi Damai di Tengah Gereja dari Pemilihan Ephorus HKBP 2016




Ephorus HKBP 2016 – 2020, Pdt Darwin Lumbantobing.  (Foto:Depkom HKBP)

Sekretaris Jenderal  HKBP 2016 – 2020, Pdt Dr David Farel Sibuea, DMin. 
(Foto:Depkom HKBP)

(Warna/Jambi) – Suksesi atau pergantian kepemimpinan kerap menimbulkan perpecahan atau konflik di suatu masyarakat, tak terkecuali suksesi kepemimpinan di tengah umat Kristen/Nasrani/Gereja. Sudah sering terjadi perpecahan di tengah gereja hanya gara-gara pemilihan pemimpin. 

Bahkan suksesi di tengah gereja bisa menimbulkan perpecahan dan aksi anarkis hingga ke tingkat jemaat seperti terjadi di lingkungan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) puluhan tahun silam (1992 dan 1998). Berbagai gereja di Tanah Air, termasuk di Tanah Batak juga mengalami perpecahan sebagai buntut adanya ketidak - puasan dalam suksesi kepemimpinan. 

Buruknya dampak konflik suksesi di tengah gereja tersebut selama ini membuat warga gereja dan para rohaniawannya mulai berupaya menjaga kedamaian dalam proses suksesi. Hal itulah yang dilakukan HKBP dalam suksesi atau pemilihan Ephorus dan Sekretaris Jenderal (Pimpinan Pusat) pada September 2016.

Menjelang pemilihan Ephorus dan Sekjen HKBP periode  2016 – 2020 tersebut, seorang relawan yang juga bisa disebut pejuang damai HKBP, Gandi Parapat cukup getol atau intensif menyuarakan Pemilihan Ephorus Damai di HKBP. 

Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) tersebut mengharapkan pemilihan HKBP, pada Synode Godang (Sidang Raya) ke-68 HKBP di Gedung Auditorium HKBP Seminarium Sipoholon Kabupaten, Tapanuli Utara (Taput) 12 - 18 September 2016 terbebas dari kepentingan politik. Pemilihan pimpinan tertinggi Gereja HKBP sedunia itu harus disikapi dengan kepala dingin.

"Kami jemaat gereja HKBP mengingatkan calon yang bersaing menjadi Ephorus HKBP mengingat sejarah memalukan akibat perebutan pucuk pimpinan HKBP, belasan tahun silam. Jangan sampai terulang kericuhan yang bisa merembet ke setiap daerah. Itu semua terjadi karena kekuasaan," katanya.

Anggota pemuda gereja HKBP Pusat di Sipoholon, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Luhut Pangaribuan  mengatakan, para generasi muda HKBP juga mengharapkan pemilihan Ephorus HKBP dilakukan secara terbuka, dan tidak ditunggangi kepentingan politik.

"Kami akan mengawasi proses pemilihan Ephorus HKBP. Tujuan kami positif, karena menginginkan HKBP ini tetap menjadi bagian yang menyebarkan kebaikan buat masyarakat, khususnya jemaat," sebutnya.

Bergandeng Tangan – Ephorus HKBP 2016 – 2020, Pdt Darwin Lumbantobing (dua dari kanan) dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) HKBP 2016 – 2020, Pdt Dr David Farel Sibuea, DMin (dua dari kiri) bergandeng tangan dengan para pimpinan HKBP pada Synode Godang (Sidang Raya) HKBP ke-63 di Gedung Auditorium HKBP Seminarium Sipoholon Kabupaten, Tapanuli Utara (Taput), Kamis, 15 September 2016. (Foto:Depkom HKBP)

Harapan Gandi Parapat dan Pemuda HKBP tersebut mengenai suksesi Ephorus HKBP yang damai yang juga merupakan harapan seluruh umat HKBP di dunia akhirnya terwujud juga. Pemilihan Ephorus HKBP yang diikuti para calon, yakni Pdt Ramlan Hutahaean, Pdt Darwin Tobing, Pdt David Farel Sibuea, Pdt Saut Sirait dan Pdt Robin Butar-butar pun berlangsung tertib, aman dan lancar.

Melalui pemilihan yang berlangsung secara demokratis dan terbuka, Kamis (15/9/2016), Synode Godang HKBP akhirnya berhasil memilih Pdt Darwin Lumbantobing menjadi Ephorus HKBP menggantikan Ephorus HKBP sebelumnya, Pdt Willem TP Simarmata MA. Kemudian Pdt Dr David Farel Sibuea, DMin menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) HKBP menggantikan Pdt Mori Sihombing. 

Pdt Dr Darwin Lumbantobing yang terpilih menjadi Ephorus HKBP ke-15 berhasil meraih 924 suara dari sekitar 1.572 suara. Sedangkan calon lainnya, Pdt Dr Robinson Butarbutar meraih 641 suara. Sedangkan Pdt Dr David Farel Sibuea yang selama ini pernah menjabat Praeses HKBP Distrik XXV Jambi dan Praeses HKBP Distrik Batam terpilih menjadi Sekjen HKBP le-11 dengan perolehan 770 suara, mengunguli calon lainnya, Pdt Maulinus Siregar STh dengan perolehan 744 suara. Pemilihan Ephorus dan Sekjen HKBP tersebut diikuti 1.578 orang sinodestan 30 distrik sedunia. 

Ephorus HKBP terpilih Pdt Darwin Lubantobing dan Sekjen HKBP terpilih, Pdt Dr David Farel Sibuea,  dilantik pada ibadah Minggu (18/9/2016) di HKBP Pearaja, Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.  Pelantikan dilaksanakan bersama dengan terhadap lima orang pucuk pimpinan HKBP (Kepala Departemen) dan 30 orang Praeses HKBP. 

Pelantikan Ephorus dilakukan pendeta tertua aktif, Pendeta Resort HKBP Parapat, Pdt Anggiat Hutauruk STh (64).  Setelah dilantik menjadi Ephorus HKBP, Pdt Darwin Lumbantobing selanjutnya melantik pelantikan Sekjen HKBP, Pdt Dr Dacid Farel Sibuea, lima Kepala Departemen HKBP dan 30 orang Praeses HKBP.

Pelantikan Ephorus, Sekjen dan para pimpinan HKBP turut dihadiri mantan Ephorus Emeritus Pdt DR S.A.E. Nababan, mantan Ephorus Willem TP Simarmata dan mantan Sekjen Pdt Mori Sihombing. Turut hadir pada pelantikan itu, Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, Wakil Bupati Taput, Mauliate Simorangkir, Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor dan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon.
Suasana Pemilihan Ephorus HKBP pada Synode Godang (Sidang Raya) HKBP ke-63 di Gedung Auditorium HKBP Seminarium Sipoholon Kabupaten, Tapanuli Utara (Taput), Kamis, 15 September 2016. (Foto:Depkom HKBP)

Khotbah Perdana

Pada ibadah pelantikan tersebut, Ephorus baru HKBP, Pdt Darwin Lumbantobing sekaligu menyampaikankhorbah perdananya sebagai Ephorus. Dalam khotbahnya, Pdt Darwin Lumbantobing mengatakan, keadilan, kejujuran jangan dihempang serta jangan ditutupi, tetapi harus diperjuangkan.

Ephorus HKBP baru tersebut juga mengatakan bahwa HKBP adalah HKBP, lembaga keumatan terbesar di Asia. HKBP tidak bisa dimakanai dalam hal politik, dan HKBP juga tidak bisa dicampuri oleh pemerintah, karena pelaksanaan sinode godang merupakan memilih pimpinan dan dibimbing roh kuasa Tuhan.

Ephorus mengajak seluruh umat HKBP kembali ke jalan yang benar melihat situasi sekarang. Yang terjadi sudahlah dan jangan terulang kembali. Maka umat HKBP di seluruh dunia harus terus menguatkan barisan menjalankan tugas panggilan HKBP.

“Pulanglah marilah kita membangun HKBP kembali. Kalau tidak bisa mengasihi saudaramu bantulah melalui kasih. Bersatu kita melalui kasih Tuhan yang menyayangi umatnya, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,”katanya.

Menjadi Berkat

Melalui suksesi Pimpinan Tertinggi HKBP  yang berlangsung damai dan penuh persaudaraan tersebut, HKBP diharapkan mampu mengemban tugas “Menjadi Berkat Bagi Dunia” seperti yang telah ditetapkan pada Synode Godang HKBP ke-62  tahun 2014.

Sesuai dalam Agenda Amandemen Aturan dan Peraturan 2002, HKBP ditetapkan memiliki visi  “Menjadi Berkat bagi Dunia.” Visi tersebut diharapkan membawa perubahan besar bagi HKBP. Melalui visi tersebut HKBP akan terus berupaya mencapai misi untuk meningkatkan tugas dan peran HKBP di tengah-tengah gereja dan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Melalui visi tersebut, HKBP tidak lagi hanya melakukan misi Pekabaran Injil dan Pelayanan hanya ke dalam, tetapi juga ke luar untuk mewujudkan misi Allah yang lebih luas di dunia ini. Keberhasilan HKBP mengemban tugas mendasar tersebut akan memberikan makna gereja yang sesungguhnya di tengah kehidupan masyarakat, yaitu “ekklesia”, artinya dipanggil ke luar dari kegelapan untuk memberitakan kasih karunia Tuhan, yaitu Terang Injil.

“Menjadi berkat bagi dunia tentu harus didukung dengan pemberdayaan seluruh sumber daya warga jemaat dan pelayan HKBP untuk bersama-sama mempersembahkan talenta dan potensi diri masing-masing di atas prinsip menjadi garam dan terang dunia”. (Warna/Rds/Dari Berbagai Sumber)