Memetik Makna Religi dari HUT ke-34 GKPS Jambi


Pendeta GKPS Resort Muarabungo, Jambi, Pdt Mardison Simanjorang, STh, MHum memimpin Kebakian Penyegaran Iman (KPI) perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Sabtu (22/04/2017). (Foto : Warna/Panitia

(Warna/Jambi) – Makna ulang tahun gerejawi ternyata tidak hanya bisa dinikmati jika hari ulang tahun (HUT) tersebut dirayakan secara meriah, glamour. Makna HUT gereja yang dirayakan secara sederhana, bersahaja pun tetap bisa dinikmati tatkala perayaan HUT tersebut menonjolkan atau mengetengahkan nuansa religius dan kebersamaan.

Nuansa seperti itulah yang bisa dipetik pada perayaan HUT ke-34 Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, Kota Jambi, Minggu (23/04/2017). Perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi terasa lebih menonjolkan nuansa religius diisi dengan Kebaktian Penyegaran Iman (KPI). Tahun lalu, HUT ke-33 GKPS Jambi diisi dengan pentas hiburan “Marsombuh Sihol” dengan mengundang artis Simalungun.

Melalui KPI yang menampilkan pembicara Pendeta (Pdt) GKPS Resort Muarabungo, Jambi, Pdt Mardison Simanjorang, STh, MHum, Sabtu (22/04/2017), jemaat GKPS Jambi diajak merenung atau berefleksi mengenai perjalanan Pekabaran Injil (PI) yang diemban GKPS Jambi  sejak 34 tahun silam.

Di hadapan sekitar 150 orang warga jemaat GKPS Jambi yang menghadiri KPI tersebut, Pdt Mardison Simanjorang mengingatkan tentang kiprah GKPS Jambi dalam pembangunan masyarakat Jambi sejak 34 tahun. Pdt Mardison mempertanyakan sudah sejauh mana manfaat yang diberikan GKPS Jambi bagi warga jemaat, umat Kristen dan masyarakat Jambi secara umum selama ini.

“Apa produk pelayanan yang sudah dilakukan GKPS Jambi di tengah masyarakat Jambi selama 34 tahun? Sudahkan GKPS Jambi menjadi gereja yang misioner yang membawa sumbangsih bagi masyarakat sekitar?. Nah, melalui perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi ini, kita harus meningkatkan peran GKPS Jambi menghadirkan kebaikan di tengah masyarakat. Kita harus mampu menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Jambi,”katanya.
Suasana Kebakian Penyegaran Iman (KPI) perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Sabtu (22/04/2017). (Foto : Warna/Panitia)

Memberi Pencerahan

Pdt Mardison Simanjorang lebih lanjut mengatakan,  tugas para pimpinan, pelayan dan seluruh warga jemaat GKPS Jambi hadir di Jambi bukan sekadar beribadah. GKPS Jambi harus mampu menjadi terang dan garam, pemberi pencerahan, pembawa perubahan dan pembangkit semangat membangun, persaudaraan dan kebaikan hidup di Jambi.

Untuk mencapai itu, tambah Pdt Mardison Simanjorang, para pelayan dan jemaat GKPS Jambi harus bersatu dalam mengeman misi pelayanan atau PI. GKPS Jambi harus menghindarkan pembeda-bedaan atau pengkelasan di tengah persekutuan agar pelayanan bisa berjalan dengan baik.

“Sebagai gereja yang sudah cukup dewasa, GKPS Jambi tidak boleh membiarkan merebaknya penyebaran rasa permusuhan di tengah jemaat maupun masyarakat. Warga jemaat juga tidak boleh lagi  lebih mementingkan sentiment marga, asal – usul dan harus mengalahkan ego sektoral. Sebaliknya, kebersamaan harus tetap kita tingkatkan mengemban misi GKPS Jambi yang semakin berat di masa mendatang,”katanya.
Para sesepuh (orang tua) dan sintua (pelayan) purnabakti (penmsiunan) jemaat GKPS Jambi menari bersama pada Pesta HUT ke-34 GKPS Jambi di gedung Sekolah Minggu GKPS Jambi, Minggu (23/04/2017). (Foto : Warna/Panitia)
Anugerah Tuhan

Sementara itu dalam khotbahnya pada kebaktian perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (23/04/2017), Pdt Mardison Simanjorang  mengatakan, GKPS Jambi bisa menapak perjalanan pelayanan yang cukup panjang dan bisa eksis hingga sekarang bukan karena kekuatan jemaat dan para pelayan, tetapi hanya karena anugerah Tuhan Allah.

“Hanya berkat anugerah dan perlindungan Tuhan Allah, GKPS Jambi bisa eksis mengemban misi PI selama 34 tahun di tanah perantauan. Berbagai tantangan bisa dilewati GKPS Jambi selama ini juga berkat anugerah Tuhan Allah yang tetap member kebersamaan, kekompakan kepada para pelayan dan jemaat GKPS Jambi,”katanya.

Di hadapan 350 orang warga jemaat GKPS Jambi, Pdt Mardison Simanjorang mengingatkan bahwa GKPS Jambi tidak boleh berpuas diri terhadap kondisi yang dicapai saat ini. GKPS Jambi yang selama 34 tahun sudah mekar dengan GKPS Resort Palembang, Sumatera Selatan dan  GKPS Resort Muarabungo, Jambi hendaknya tetap meningkatkan pelayanan kepada warga jemaat GKPS, khususnya di Jambi.

“Kalau selama ini GKPS Jambi menjadi salah satu motor perluasan PI ke wilayah Palembang dan Muarabungo, maka saat ini dan di masa mendatang, GKPS Jambi perlu meningkatkan kualitas pelayanan ke lingkungan warga GKPS di Jambi. Pelayanan yang perlu ditingkatkan kepada warga jemaat antara lain pelayanan kerohanian, ekonomi jemaat dan pelayanan sosial. Kemudian GKPS Jambi juga harus meningkatkan peran memperkokoh ketahanan warga jemaat menghadapi berbagai masalah sosial,”katanya.
Vokal Grup (VG) Sekolah Minggu Sektor Korintus, menjadi Juara I lomba VG HUT ke-34 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Sabtu (22/04/2017). (Foto : Warna/Panitia)

Meriah

Sementara itu perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi tetap berlangsung meriah, kendati perayaan HUT tersebut dilaksanakan secara sederhana, tanpa mengundang artis Simalungun, simpatisan dan marga-marga Simalungun dan Batak di Jambi. Setelah kebaktian perayaan HUT berlangsung di dalam gereja, warga jemaat GKPS Jambi mengadakan lelang. Selanjutnya digelar pentas hiburan di Gedung Sekolah Minggu GKPS Jambi menampilkan artis lokal Jambi, “JKR Musik”.

Dalam rangkaian pentas hiburan tersebut dilaksanakan juga tarian (tortor) fulltimer, pimpinan majelis, pengurus resort, sektor, pemuda dan GKPS Persiapan  Tanah Kanaan Kota Jambi. Tarian tersebut juga menjadi pentas penuh berkat, karena melalui tarian terhimpun dana untuk keperluan perayaan HUT.

Kegiatan lain yang membuat perayaan HUT ke-34 GKPS Jambi semarak, yakni adanya berbagai perlombaan. Perlombaan tersebut meliputi, lomba mewarnai dan menggambar anak-anak sekolah minggu, lomba nyanyi solo dewasa membawakan lagu “Pesta Kuria” Ciptaan St Radesman Saragih, SSos (Jambi) dan lagu “Ulang Ham Mabiar” Ciptaan Horaspian Purba (“Ondoz Trio” Bandung, Jawa Barat).

Kemudian digelar juga lomba karya tulis khusus Pemuda GKPS Jambi bertema “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pemuda GKPS”, lomba peragaan busana Simalungun Pemuda GKPS Jambi, omba masak nasi goreng pasangan suami – isteri, lomba memasang dasi suami isteri, lomba vocal grup sekolah minggu, lomba futsal sekolah minggu dan lomba bola voli antar kampung (huta) dan kecamatan daerah Simalungun.

Para pemuda peserta lomba peragaan busana Simalungun HUT ke-34 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Sabtu (22/04/2017). (Foto : Warna/Panitia)

Sementara itu, Wakil Ketua GKPS Resort Jambi yang juga mantan Ketua Majelis Jemaat GKPS Jambi, St Drs GM Saragih, MSi ketika membacakan refleksi HUT ke-34 GKPS Jambi dalam ibadah mengatakan, GKPS Jambi terbentuk atau berdiri sejak 1 April 1983 dengan status GKPS Persiapan Jambi. Jemaat GKPS Jambi diresmikan oleh Pimpinan Pusat GKPS melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 602/3-1986 bertepatan dengan Minggu Kantate (Bernyanyi) tanggal 27 April 1986. Bersamaan dengan peresmian jemaat GKPS Jambi tersebut diresmikan juga gedung gereja GKPS Jambi. 

Awalnya GKPS Jambi merupakan salah satu jemaat yang menjadi juma tanganan (wilayah pelayanan) GKPS Resort Cikoko, Distrik III, Jakarta dan sekitarnya. Kemudian GKPS Jambi menjadi Gereja pamatang (induk) Gereja GKPS se-Resort Jambi yang menaungi GKPS wilayah Muarabungo, Merangin dan Palembang, Sumatera Selatan. 
 
Awal tahun 2000-an, GKPS Resort Jambi telah dimekarkan dengan GKPS Resort Palembang. Kemudian GKPS Resort Jambi dimekarkan lagi dengan GKPS Resort Muarabungo. Pemekaran GKPS Resort Muarabungo dari GKPS Resort Jambi dilakukan berdasarkan hasil Synode GKPS Resort Istimewa GKPS Resort Muarabungo, Sabtu, 29 Oktober 2011 di GKPS Muarabungo. Peresmian GKPS Resort Muarabungo dilakukan Ephorus GKPS, Pdt Jaharianson Saragih MSc PhD pada Minggu, 20 November 2011.

Sebelum GKPS Resort Muarabungo demekarkan, GKPS Jambi dimekarkan menjadi dua jemaat, yakni Jemaat GKPS Jambi dan Jemaat GKPS Persiapan “Tanah Kanaan” Kota Jambi pada Minggu, 23 Oktober 2011. Sejak saat itu GKPS Resort Jambi terdiri dari gereja induk GKPS Jambi di Kotabaru dan GKPS Persiapan “Tanah Kanaan” di Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi.(Warna/Rds)
Pimpinan Majelis Jemaat GKPS Jambi beserta pendeta, segenap orangtua dan lanjut usia jemaat GKPS Jambi seusai pemotongan kue HUT ke-34 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (23/04/2017). (Foto : Warna/Panitia)

Paskah Hendaknya Membawa Pembaharuan Hidup Umat Kristen



                           Kubur kosong, Yesus telah Bangkit. (Foto : MajalahPraise.Com)

(Warna/Jambi) – Perayaan Paskah atau kebangkitan Yesus Kristus dari kematian hendaknya membawa pembaharuan bagi hidup umat Kristen. Melalui kebangkitan Yesus dari kematian, umat Kristen harus mampu meninggalkan kehidupan yang tidak dikehendaki Allah.
 
Demikian dikatakan Penginjil Wanita (PW) GKPS Resort Jambi, Denny Damanik, STh pada ibadah Paskah siang di GKPS Jambi, Minggu (16/4/2017). Perayaan Paskah di GKPS Jambi diisi dengan kemah anak-anak sekolah minggu, Sabtu (15/4/2017) malam hingga MInggu (16/4/2017) subuh.

Kemah sekolah minggu tersebut dilanjutkan dengan ibadah Paskah subuh gabungan anak-anak sekolah minggu dengan dewasa. Seusai ibadah Paskah subuh anak-anak sekolah minggu jemaat GKPS Jambi mengadakan lomba mencari telur paskah di halaman gereja. Ibadah Paskah di GKPS Jambi juga diadakan Minggu  siang.

Menurut Denny Damanik mengatakan, Paskah atau kebangkitan Yesus dari kematian menjadi suatu momentum hadirnya pembaharuan dalam kehidupan manusia yang sekian lama dikuasai dosa atau kejahatan. Paskah juga membawa pembaharuan hidup manusia yang tidak berpengharapan menjadi hidup penuh pengharapan.
                 Mari Rayakan Kebangkitan Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat. (Foto : PendoaSion.Blog)

“Selain itu Paskah juga menjadi momentum bagi umat Kristen untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang buruk dan memulai dan meningkatkan kebaikan. Kemudian Paskah atau kebangkitan Yesus juga membawa suka cita bagi umat Kristen dan seluruh dunia karena kebangkitan Yesus menguatkan manusia menghadapi berbagai pergumulan hidup,”katanya.

Menyinggung tentang kemah anak-anak sekolah minggu dan Paskah subuh, Denny Damanik mengatakan, kemah anak-anak sekolah minggu dan Paskah subuh memberikan pengalaman rohani kepada anak-anak tentang perlunya kesabaran dan pengorbanan menjadi pengikut Yesus.

“Kemah anak-anak sekolah minggu malam hari hingga Paskah subuh penting memberikan pengalaman kepada anak-anak tentang nilai rohani dari kematian hingga kebangkitan Tuhan Yesus. Melalui kemah malam hingga Paskah subuh, anak-anak sekolah minggu diajari mengenai pentingnya kesabaran dalam menjalani kehidupan,”katanya. (Warna/Rds)

Memaknai Jumat Agung: Jangan Terjerat Dosa Lagi



Drama penyaliban Yesus Kristus di GKPS Persiapan Tanah Kanaan, Kota Jambi, Jumat (14/04/2017).(Foto : BeritaSimalungun.Com)

(Warna/Jambi) –  Umat Kristen diharapkan memaknai Jumat Agung atau wafatnya Tuhan Yesus Kristus tidak sekadar acara seremonial. Umat Kristen hendaknya memberi makna pada Jumat Agung dengan mematrikan tekad menjauhi berbagai sikap dan perilaku hidup yang jahat. Dengan demikian pengorbanan Yesus di kayu salib untuk memulihkan hubungan Allah dengan manusia tidak sia-sia.

“Kematian Yesus Kristus di kayu salib merupakan suatu pengorbanan untuk mendekatkan kembali hubungan manusia dengan Allah, Sang Pencipta. Karena itu umat Kristen yang sudah memiliki hubungan dekat dengan Allah hendaknya menjaga kehidupannya agar tidak terjerat lagi oleh dosa atau kejahatan,”kata Pendeta (Pdt) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Jambi, Pdt Riando Tondang, STh pada khotbah Jumat Agung di GKPS Jambi, Jumat (14/4/2017).

Ibadah Jumat Agung di GKPS Jambi dihadiri sekitar 400 orang. Ibadah Jumat Agung di gereja tersebut diisi juga dengan perjamuan kudus. Melalui perjamuan kudus, warga jemaat tersebut disadarkan atas dosa-dosa dan diajak memaafkan kesalahan sesama, serta menjalani hidup ke depan lebih kudus sesuai Firman Allah.

Pada kesempatan itu, Pdt Riando Tondang, STh mengatakan, Tuhan Yesus sudah mengorbankan jiwa-Nya di kayu salib untuk menebus dosa manusia, memperbaiki hubungan manusia dengan Allah. Karena itu umat Kristen harus senantiasa memuliakan Allah dan Yesus Kristus.

Untuk memuliakan Allah dan Yesus Kristus, lanjut Riando, umat Kristen hendaknya selalu taat pada kehendak Allah dan berjuang melawan kehendak dosa dunia. Kehendak dosa dunia yang perlu dihindari umat Kristen antara lain penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba), kesombongan, ketidak-pedulian sosial, kebohongan, kesewenang-wenangan dan sebagainya.

Menurut Pdt Riando Tondang, kematian Yesus Kristus di kayu salib juga mendatangkan pengharapan baru tentang keselamatan umat Kristen.  Baik itu keselamatan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini maupun keselamatan hidup kekal.

“Keselamatan yang kita peroleh bukan atas hasil perjuangan kita, tetapi keselamatan berkat anugerah dan kasih karunia Allah. Karena itu kita jangan merusak hidup dengan melakukan perbuatan-perbuatan dosa atau kejahatan. Karena keselamatan itu kita peroleh atas anguerah Allah, maka kita juga harus menjalani hidup dalam kebenaran, sesuai Firman Allah,”katanya.
Salah satu adegan pada drama penyaliban Yesus Kristus yang dibawakan Pemuda GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi di gereja tersebut, Jumat (14/04/2017). (Foto : BeritaSimalungun.Com)


Sementara itu Pemuda GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi mementaskan drama penyaliban Yesus Kristus di GKPS Persiapan Tanah Kanaan, Kota Jambi, Jumat (14/04/2017). Drama penyaliban Yesus tersebut membuat nuansa Jumat Agung di gereja tersebut terasa kelam. 

Melalui drama tersebut, kisah sengsara Yesus di kayu salib untuk menebos dosa manusia menjadi perenungan mendalam bagi warga jemaat. Menyaksikan drama penyaliban Yesus tersebut, warga jemaat diajak melakukan refleksi mengenai pengorbanan Yesus dan mematrikan tekad untuk meneladani pengorbanan Yesus tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di tengah pelayanan gereja.


Gereja Padat

Sementara itu pantauan Warta Nasrani di berbagai gereja di Kota Jambi, Jumat (14/04/2017), umat Kristen yang mengikuti ibadah Jumat Agung penuh. Sebagian umat Kristen di kota itu terpaksa mengikuti ibadah Jumat Agung di teras hingga halaman gereja karena tak tertampung di dalam gereja.

ibadah perayaan Jumat Agung di berbagai gereja di Kota Jambi berlangsung aman dan tertib. Tidak ada gangguan keamanan selama ibadah Jumat Agung berlangsung. Ibadah Jumat Agung di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Moria, Kotabaru,  Kota Jambi, Jumat (14/04/2017) pagi tampak aman dan lancar kendati ratusan warga jemaat mengikuti ibadah di bawah tenda di halaman gereja.

Kemudian ribuan warga jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kotabaru, Kota Jambi juga megikuti ibadah Jumat Agung dengan tertib kendati sebagian warga jemaat mengikuti ibadah di teras dan halaman gereja.  Namun ibadah perayaan Jumat Agung di gereja besar di Kota Jambi seperti HKBP Kotabaru, Gereja Katolik Santa Theresia Pasar dan Gereja Katolik Santo Gregorius, Paal X mendapat pengamanan ketat dari aparat keamanan. Satuan Brimob Polda Jambi bersenjata lengkap diterjunkan mengamankan ibadah Jumat Agung di tiga gereja tersebut. (Warna/Rds)

Ritual Basuh Kaki Warnai Ibadah Kamis Putih di Jambi


Ritual pembasuhan kaki warga jemaat oleh Pastor di Gereja Santa Maria Ratu Rosario Payo Selincah Jambi baru-baru ini. (Foto :WartaParokiJambi



(Warna/Jambi) –  Ritual pembasuhan kaki warga jemaat oleh Pastor mewarnai ibadah perayaan Kamis Putih di di Gereja Katolik, Santa (St) Theresia, Pasar, Kota Jambi. Pembasuhan kaki yang dilakukan Pastor Pius Pujowiyanto, SCJ kepada warga jemaat membuat suasana ibadah berlangsung dalam suasana penuh khidmat dan kerendahan hati.

Ritual pembasuhan kaki warga jemaat yang dilakukan Pastor Pius meneladani pembasuhan kaki yang dilakukan Tuhan Yesus kepada 12 murid-Nya menjelang Dia disalibkan  di bukti Golgota. Pembasuhan kaki warga jemaat oleh rohaniawan tersebut diharapkan mampu menyucikan hidup warga jemaat dan membangkitkan sikap rendah hati di kalangan warga jemaat.

Ibadah Kamis Putih di Gereja St Theresia Kota Jambi dihadiri sekitar 1.000 orang warga jemaat. Ibadah Kamis Putih di gereja tersebut mendapat pengawalan dari aparat keamanan. Seluruh rangkaian ibadah Kamis Putih di Gereja St Theresia Kota Jambi pun berlangsung aman dan tertib.

Sementara itu ibadah perayaan Kamis Putih yang dilaksanakan umat Kristiani di berbagai gereja di Kota Jambi, Kamis (13/4/2017) malam juga berlangsung khidmat. Kendati umat Kristiani yang mengikuti ibadah Kamis Putih tidak sampai memadati gereja masing-masing, namun mereka mengikuti ibadah dengan tertib dan khusyuk.

Di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kotabaru, Kota Jambi, Kamis (13/4/2017) malam, ibadah Kamis Putih berlangsung sederhana, namun tertib dan khidmat. Ibadah Kamis Putih di kedua gereja tersebut diisi dengan rangkaian nyanyian, liturgi atau pembacaan renungan perjamuan terakhir Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya dan khotbah.

Jumlah warga jemaat yang mengikuti ibadah Kamis Putih di HKBP Kotabaru Jambi hanya sekitar 500 orang atau seperempat dari jumlah warga jemaat. Kemudian warga jemaat GKPS Kotabaru Jambi yang mengikuti ibadah Kamis Putih hanya sekitar 150 orang dari sekitar 500 jiwa warga jemaat tersebut.

Pendeta (Pdt) GKPS Resort Jambi, Pdt Riando Tondang, STh pada khotbah Kamis Putih di GKPS Jambi mengatakan, perjamuan terakhir Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum Dia disalibkan merupakan salah satu bentuk pengajaran Tuhan Yesus mengenai kerendahan hati seorang pemimpin.

Tuhan Yesus yang memiliki kuasa Ilahi mau merendahkan diri dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Hal itu menjadi salah satu teladan yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Ny agar hidup dengan rendah hati dan suci.

“Kerendahan hati yang ditunjukkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya tersebut hendaknya menjadi perenungan bagi umar Kristiani saat ini agar hidup dengan rendah hati dan melayani dengan ikhlas,”katanya.

Pdt Riando Tondang mengharapkan, melalui perayaan Tri Suci Paskah, yakni Kamis Putih, Jumat Agung dan Kebangkitan Yesus (Paskah), umat Kristen semakin mendapatkan bekal dan peneguhan agar merendahkan hati dan ikhlas menolong sesama.

“Mari kita tinggalkan roh-roh kesomobongan duniawi yang cenderung membuat kita tidak peduli terhadap nasib sesama. Kita hendaknya merendahkan hati dan berjiwa ikhlas seperti Tuhan Yesus dalam melayani atau menolong sesame, tanpa memandang kelas maupun kelompok sosial. Sikap tersebut menunjukkan bahwa kita benar-benar menjadi saksi Kristus,”katanya. (Warna/Rds)