Untuk Pertama Kalinya, PGI Dipimpin Perempuan



Katua Umum PGI periode 2014-2019, Henriette Tabita Hutabarat Lebang hasil pemilihan pada Sidang Raya PGI di Nias, November 2014. (Istimewa)

(Warna/Nias) - Henriette Tabita Hutabarat Lebang terpilih sebagai ketua umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) periode 2014-2019.

Hasil pemilihan ketua umum PGI yang baru ini menjadikan Henriette sebagai ketua umum perempuan pertama dalam sejarah kepemimpinan PGI.

Henriette yang mewakili Gereja Toraja akan didampingi oleh Gomar Gultom dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang menjabat sebagai Sekretaris Umum.

Dengan terpilihnya Henriette, Jumat (14/11), PGI memasuki era baru di mana untuk pertama kalinya dalam 64 tahun, seorang teolog perempuan memimpin organisasi PGI.

Seperti dilansir situs resmi PGI, gerakan oikumene dinilai akan mendapat nuansa baru dengan sentuhan feminis dari kepemimpinan perempuan asal Toraja ini.

Henriette, yang masih menjabat Sekretaris Jenderal Christian Conference of Asia (CCA), mengungguli calon-calon lainnya yaitu Richard Daulay, John Ruhulessin, Albertus Patti dan Langsung Sitorus.

Sedangkan posisi wakil sekretaris umum ditempati Krise Gosal (GMIM). Adapun pengurus PGI baru yang dipilih yaitu Majelis Pekerja Harian, Majelis Pertimbangan,dan Badan Pengawas Perbendaharaan.

Selain memilih pimpinan PGI, Sidang Raya PGI yang berlangsung 11-16 November ini juga melakukan revisi Dokumen Keesaan Gereja serta juga membahas isu kekinian gereja, terutama persoalan kasus penutupan gereja dan berbagai masalah bangsa.

Para peserta juga berkesempatan bersosialiasi dengan jemaat-jemaat lokal dan merasakan keramahtamahan masyarakat Kota Gunungsitoli dan sekitarnya.

Persoalan Papua

Sidang Raya XVI Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Gunungsitoli Nias memberikan perhatian khusus terhadap masalah Papua dan mendorong percepatan pembentukan Kepulauan Nias menjadi provinsi.

"Sidang Raya mendukung upaya terbentuknya Propinsi Kepulauan Nias dan meminta gereja-gereja memberikan perhatian khusus terhadap masalah Papua," kata Ketua Seksi Umum PGI Pdt. Sacharias Sapulete, ketika menyampaikan laporan Seksi Umum pada Paripurna Sidang Raya PGI, di Nias, Sabtu (15/11).

Sidang Raya PGI yang berlangsung 11-16 November bertemakan "Tuhan mengangkat kita dari samudera raya" dengan sub tema "Dalam solidaritas dengan sesama anak bangsa,kita tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila guna menanggulangi kemiskinan,ketidakdilan,radikalisme,dan kerusakan lingkungan".

Dikatakan, gereja perlu menyadari kompleksitas dan kepentingan strategis masalah Papua yang tidak hanya sekedar masalah lokal tetapi juga merupakan masalah bangsa. Khusus untuk Nias, gereja-gereja anggota PGI mendorong pembentukan provinsi Kepulauan Nias yang diharapkan dapat mendorong percepatan pembangunan Nias.(Warna/Suara Pembaruan, Sabtu, 15 November 2014)

Nama-nama Pengurus Baru PGI 2014-2019

Pelantikan Ketua Umum dan Sekum PGI Periode 2014-2019 di gedung gereja Banua Niho Kristen Protestan (BNKP) Kota Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara, Sabtu (15/11/2014). (Istimewa)

(Warna/Nias) - Kepemimpinan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dengan Ketua Umum Pdt.Dr. Henriette Tabita Hutabarat Lebang memasuki era baru, era kepemimpinan teolog perempuan.
Kepemimpinan Lebang dilengkapi kepengurusan PGI 2014-2019 yang terdiri dari Majelis Pekerja Harian, Badan Pengawas Perbendaharaan, dan Majelis Pertimbangan:

A. Majelis Pekerja Harian
 
Ketua Umum: Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat Lebang (Gereja Toraja)
Ketua-Ketua: Pdt. Bambang H.Widjaya (Gereja Kristen Perjanjian Baru), Pdt. Samuel Budi Prasetya MSi (Gereja Isa Almasih), Pdt. Dr. Albertus Patty (Gereja Kristen Indonesia), dan Pdt. Dr. Tuhoni Telaumbanua (BNKP)
Sekretaris Umum: Pdt. Gomar Gultom, MTh (HKBP)
Wakil Sekretaris Umum: Pdt. Krise Gosal, STh (GMIM)
Bendahara Umum: Ivan Rinaldi, SE, MM (Gemindo)
Wakil Bendahara Umum: Drs. Arie Moningka (Gereja Kemah Injil Indonesia)
Anggota: Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, MTh, MA (Gereja Kristen Jawa), Pdt. Budieli Hia (ONKP), Pdt. Dr. Zakaria Jusuf Ngelow (GKSS), dan Pdt. Dr. Lientje Pellu (GMIT)

B.Badan Pengawas Perbendaharaan

Ketua: Pdt. Kumala Setiabrata
Sekretaris: Drs. Monang Simorangkir (Gereja Protestan Persekutuan)
Anggota: Dr. John Hutabarat (HKI)

C.Majelis Pertimbangan

Ketua: Pdt. Dr. A.A. Yewangoe (GKS)
Sekretaris: Pdt. Dr. Karel Ph. Erari
Anggota: Pdt Abraham Lincoln Hutasoit (GKPA), Pdt. Dr. Kadarmanto Hardjowarsito, Th.M (GKJ), dan Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa (GBI).
(Penulis: 144/EPR/Suara Pembaruan, Sabtu, 15 November 2014)

Wakil Presiden Yusuf Kalla Buka Sidang Raya PGI di Nias

Wakil Presiden RI, Yusuf Kalla membuka Sidang Raya PGI di Nias, Sumatera Utara, Selasa (11/11/2014). (Istimewa)

[Warna/GUNUNG SITOLI, NIAS] Wakil Presiden  HM Jusuf Kalla membuka Sidang Raya XVI Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Gunung Sitoli Nias, Sumatera Utara, Selasa (11/11). Turut mendampingi Wapres, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Hukum dan HAM Jasona Laoli, dan Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pudjo Nugroho.

Kedatangan Wapres disambut dengan tarian Sekapur Sirih sebagai tanda kehormatan penjemputan tamu. SR XVI diikuti oleh perutusan gereja-gereja anggota PGI, PGI Wilayah, dan Sinode Am Gereja, mitra PGI dari dalam dan luar negeri yang berjumlah sekitar 1.000 orang.

Sidang Raya XVI dilaksanakan di bawah tema "Tuhan mengangkat kita dari samudera raya" dan sub tema "Dalam solidaritas dengan sesama anak bangsa, kita tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila guna menanggulangi kemiskinan,ketidakdilan,radikalisme,dan kerusakan lingkungan".                  

Wapres menyatakan kebahagiaannya, yang bisa hadir pada Sidang Raya di Nias di awal pemerintahannya bersama Presiden Joko Widodo. "Seminggu setelah selesai masa jabatan sebagai Wapres lalu, saya menghadiri Sidang Raya PGI XV tahun 2009 di Toraja Mamasa dan kali ini dua minggu sesudah menjadi Wapres lagi, saya hadir di Sidang Raya di Nias tahun 2014," kata Wapres dengan penuh senyum dan disambut tepuk tangan para hadirin.

Wapres mengapresiasi tema Sidang Raya PGI, yang memberi perhatian kepada alam semesta raya, samudera raya dan sangat erat dengan misi kemaritiman pemerintahan Jokowi-JK. "Sekitar 70 persen wilayah negara kita  adalah laut dan telah menjadi sumber kehidupan," tegasnya.

 Di bagian lain, Wapres menyampaikan kebanggaannya kepada PGI yang memberikan perhatian pelayanan ke daerah seperti di Mamasa dan Nias. Dikatakan, PGI bukan hanya berbicara kemajuan internal tetapi juga persoalan masyarakat, seperti kemiskinan. Jadi,  tugas PGI bukan hanya peribadatan semata, tetapi juga upaya baik untuk memajukan bangsa ini dalam mengatasi kemiskinan

Selanjutnya Wapres menyoroti tentang anugerah keberagaman bangsa Indonesia  yang  dapat bersatu dan hidup harmonis. Keberagaman dan perbedaan adalah kekayaan untuk kemajuan masyarakat. Khusus di  Nias telah dibuktikan indahnya solidaritas di mana Nias yang sempat mengalami bencana tsunami dan gempa bumi dapat bangkit dan mengalami pemulihan.

Ketua Umum PGI Pdt Andreas Yewangoe sangat menghargai dan mengapresiasi kehadiran Wapres di Sidang Raya di Nias. Ditambahkan, kemajemukan bangsa ini merupakan given dimana ada kerukunan yang merupakan nilai yg tidak boleh  dihapuskan. [144/N-6](Warna/Suara Pembaruan, Selasa, 11 November 2014)

Khasanah Budaya Khas Nias Ditampilkan Di Sidang Raya PGI XIV




Tarian acara pembukaan Sidang Raya Persekutuan Gereja Indonesia (SR-PGI) XIV, di Lapangan Olahraga Desa Siwalubanua II, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunugsitoli, Sumatera Utara, Selasa (11/11/2014). [Istimewa]

[Warna/NIAS] Tari tidak sekedar tubuh. Ada pencapaian estetik dan ekspresif. Inilah kesenian yang memiliki kaitan pancarian makna batin. Merefleksikan kebermaknaan universalitas spiritual, etika dan moral.

Setidaknya inilah yang dihadirkan oleh para penggiat seni tari, saat mereka tampil pada acara pembukaan Sidang Raya Persekutuan Gereja Indonesia (SR-PGI) XIV, di Lapangan Olahraga Desa Siwalubanua II, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunugsitoli, Sumatera Utara, Selasa (11/11/2014).

Tari Maena, Tari Baluse (Tari Perang), Tari Moyo dan Lompat Batu dari Nias, adalah tarian diantara begitu banyak jenis tarian daerah di Indonesia yang memiliki nilai estetik dan filosofis. Namun disayangkan, kekayaan khasanah budaya khas Nias tersebut tidak seluruhnya tampil utuh.

Tari Maena, dan Tari Baluse (Tari Perang) yang sangat khas dan mengagumkan misalnya, tidak ditampilkan diperhelatan spiritual yang melibatkan jemaat gereja dari seluruh Indonesia ini. Begitu juga ekspresi kedigdayaan laki-laki melalui seni Lompat Batu juga tidak ditampilkan secara utuh.

 Lazimnya seni Lompat Batu, pelompatnya mengenakan tameng (pelindung) dan memegang tombak kemudian lompat batu. Namun 5 pemuda tangguh hanya melompat tanpa tameng dan tombak.

“Kami tidak diizinkan tampil memakai senjata tajam (tombak) oleh petugas protokoler Wakil Presiden,” ungkap Yuterlin, salah satu Pembina Sanggar seni dan Pemuda Nias .

Acara pembukaan SR-PGI  XIV  2014, diawali dengan laporan dari Ketua Umum Panitia SR, Martinus Lase, yang juga Wali Kota Gunungsitoli. Dilanjutkan sambutan Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, dan sambutan dari Ketua Umum PGI Pdt Andreas A. Yewangoe.

Sebelumnya, berlangsung ibadah pembukaan dengan pembawa khotbah Pdt. T. Telaumbanua, Ph.D. Acara pembukaan Sidang Raya PGI ke XVI ini tidak hanya dihadiri oleh umat Kristiani saja, melainkan juga umat Muslim, dan pemeluk agama lainnya.

Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla, dalam sambutannya menyampaikan, kita adalah bangsa yang plural. “Tidak ada perbedaan yang timbul. Ini suatu kesyukuran dan kebahagiaan bangsa ini dapat bersatu walaupun berbeda beda. Itulah kekuatan kita, kebhinekaan kita jalan pemersatu bangsa. Menjaga perbedaan itu sebagai kekuatan,” ungkapnya.

SR-PGI  XIV - 2014, kata Wapres, menunjukkan masyarakat Nias, yang solider dan gemar bergotong royong.  “Meski pulau Nias belum sepenuhnya bangkit dari bencana, tapi acara ini membuktikan bahwa sikap solider dan saling gotong-royong dapat mengembalikan semua menjadi baik. Banyak negara yang datang ke Nias untuk membantu menormalkan keadaan supaya Indonesia kembali baik,” katanya.

Sidang Raya PGI XIV 2014 mengangkat tema : “Tuhan Mengangkat Kita dari Samudera Raya” dan sub-tema  “Dalam Solidaritas Sesama Anak Bangsa Kita Tetap Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila Guna Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme, dan Kerusakan Lingkungan.” (Warna/Suara Pembaruan, Rabu, 12 November 2014)