[JAMBI] Organisasi
agama Kristen di Provinsi Jambi diharapkan jangan sampai terjebak politik
praktis dalam menghadapi pemilihan umum legislatif (pileg), 9 April 2014. Organisasi
agama Kristen boleh- boleh saja memberikan restu kepada calon legislatif (caleg)
dari kalangan Kristen mengikuti pileg. Namun organisasi agama Kristen jangan
sampai mendukung salah satu caleg, karena caleg beragama Kristen di Jambi cukup
banyak dan berasal dari partai politik (parpol) berbeda.
Demikian
dikatakan seorang pendeta dari salah satu Gereja yang enggan ditulis namanya
kepada Warta Nasrani di Jambi, Rabu (19/3/2014) terkait kiprah organisasi agama
Kristen di Jambi menghadapi pileg.
Jumlah warga nasrani yang duduk menjadi anggota DPRD di Kota Jambi terus bertambah. Pada Pemilu 2009 lalu ada lima warga nasrani menjadi anggota DPRD Kota Jambi. Dari kiri ke kanan Ir Paul M Nainggolan (Partai Demokrat), Efron Purba (PDS), Maria Magdalena Tampubolon (PDI-P), Junaidi Singarimbun (PDI-P) dan Jefri B Pardede (Golkar). [Foto: ROSENMAN M/HARIAN JAMBI]
Menurut
pendeta tersebut, citra organisasi agama
Kristen di Jambi bisa menjadi buruk bila berpihak kepada salah satu caleg dari
parpol tertentu. Hal itu bisa terjadi karena para caleg dari kalangan umat
Kristen di Jambi berasal dari parpol berbasis nasional yang berbeda.
Kemudian
bila organisasi agama Kristen di Jambi berpihak kepada parpol dan caleg
tertentu, hal itu bisa juga merusak citra umat Kristen di Jambi. Bila caleg
dari kalangan Kristen tersebut tidak terpilih, keberadaan umat Kristen di Jambi
akan semakin tidak diterima jika organisasi Kristen berpihak kepada parpol dan
caleg tertentu.
“Jika
masih ada parpol berbasis Kristen seperti Partai Damai Sejahtera (PDS) pada
Pemilu 2009, organisasi agama Kristen tidak masalah memberikan dukungan secara
nyata dengan mengerahkan para jemaat. Namun karena caleg Kristen pada Pemilu
2014 ini berasal dari parpol berbasis nasional dan berbeda, organisasi agama
Kristen di Jambi kita harapkan tidak berpihak kepada salah satu parpol dan
caleg,”katanya.
Ibadah
Pelepasan
Sementara
itu Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Provinsi Jambi,
Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Provinsi Jambi dan Huria Kristen
Batak Protestan (HKBP) Distrik XXV Jambi sejak memasuki masa kampanye pileg
tiga hari lalu telah beberapa kali mengadakan ibadah pelepasan caleg dari
kalangan Kristen untuk menghadapi pileg. Pada hari kedua kampanye, Senin
(17/3/2014), PGI Wilayah Jambi, PGPI Jambi dan HKBP Distrik XXV Jambi menggelar
ibadah pelepasan caleg DPR RI daerah pemilihan Jambi dari Partai Nasdem, Ir
Tigor Sinaga.
Caleg DPR RI dari Partai Nasdem, Tigor Sinaga (kiri) menyerahkan bingkisan kepada Praeses HKBP Distrik XXV Jambi, Pdt Pdt M Hutabarat STh pada Diskusi Panel Peran Kristen dalam Pemilu di Kota Jambi, Senin (17/3/2014). [Foto:Rosenman/Harian Jambi]
Ibadah pelepasan caleg Kristen itu dirangkaikan dengan diskusi panel mengenai peran Kristen dalam pemilu dengan tema “Menjadi Garam dan Terang Dunia (Matius 5:13-16) dengan Subtema “Memaksimalkan peran serta Gereja sebagai Garam dan Terang dalam pembangunan Provinsi Jambi dan Indonesia.”
Acara
politik tersebut dihadiri sekitar 100 orang pendeta, penatua dari Gereja-gereja
anggota PGI Wilayah Jambi, PGPI Jambi dan HKBP Distrik XXV Jambi. Turut hadir pada
acara tersebut, Ketua Komisi Pemilihan Indonesia/Sekretaris Eksekutif Bidang
Diakonia PGI Pusat Jakarta, Jerry Sumampow, Praeses HKBP Distrik XXV Jambi,
Pdt M Hutabarat STh, Ketua PGI Wilayah Jambi, Pdt MH Purba STh, Ketua PGPI
Jambi dan Pdt R Gultom.
Sementara
itu Ketua Komisi Pemilihan Indonesia/Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonoi PGI Pusat
Jakarta, Jerry Sumampow pada diskusi panel pemilu yang digelar pada kesempatan
tersebut mengatakan, sikap apatisme terhadap pemilu telah merebak luas di
tengah masyarakat. Sikap seperti itu terjadi karena minimnya informasi mengenai
sosok caleg minim, Kemudian caleg selama ini banyak yang tidak menepati janji
kampanye.
“Kondisi
pemilih yang apatis ini membuka peluang terjadinya politik uang. Pemilih yang
sebelumnya enggan memilih, akhirnya terkena bujuk rayu caleg dan parpol yang mau
memberikan uang. Hal seperti ini tidak boleh terjadi di kalangan pemilih
Kristen maupun caleg Kristen,”katanya.
Pada Pemilu 2009, organisasi agama Kristen di Jambi tidak memilih-milih caleg untuk didoakan menghadapi pertarungan pemilu. Puluhan caleg Kristen dari berbagai Gereja, Marga dan Parpol mengikuti Ibadah Pelepasan Caleg di HKBP Kotabaru Jambi jelang Pemilu 2009. [Foto: Rosenman/Batak Pos]
Menurut Jerry, umat Kristen harus
memaknai pemilu sebagai momentum untuk semakin memperkuat komitmen untuk
memperkokoh NKRI. Karena itu, dalam memilih umat Kristen diharapkan memberikan penilaian
berdasarkan kapasitas, kualitas dan rekam jejak figur, bukan berdasarkan agama.
“Memilih berdasarkan agama
berarti kita memberi sumbangan terhadap keruntuhan NKRI di masa depan. Saya
juga menyerukan agar umat Kristen tidak memilih caleg dan parpol yang korup,
money politic (politik uang), pelanggar aturan, tidak memperjuangkan kebebasan
beragama dan caleg yang tak peduli perempuan maupun kaum miskin,”katanya. [Warna/Rds]