Para Tokoh/Pimpinan GKPS Jambi ketika acara manortor bersama
pada Pesta HUT ke-33 GKPS Jambi di GKPS Jambi, Minggu (24/4/2016). St Karesman
Saragih (kiri), St Drs Guntar Marolop
Saragih, MSI (dua dari kiri), St Raja Kumpul Purba (tengah), St Radesman Saragih (dua dari kanan) dan Pendeta
GKPS Resort Jambi, Pdt Riando Tondang, STh (kanan).
(Foto : Sy RS Manihuruk)
Refleksi 33 Tahun GKPS Jambi
Oleh : St Radesman Saragih, S.Sos (Pengantar Jemaat GKPS
Jambi Periode 2015 - 2020)
Tugas panggilan Gereja-gereja perantauan (diaspora) di
Tanah Air untuk mengabarkan Injil hingga kini masih tetap mengalami tantangan
berat. Persoalan yang dihadapi gereja – gereja diaspora untuk melaksanakan
tugas Pekabaran Injil (PI), yaitu sulitnya
membangun rumah ibadah. Tantangan tersebut juga dihadapi Gereja Kristen
Protestan Simalungun (GKPS) Jambi sejak berdiri 33 tahun silam. Sejak berdiri,
1 April 1983, jemaat GKPS Jambi tertatih-tatih mengemban misi PI akibat
sulitnya membangun rumah ibadah dan ekonomi warga jemaat yang masih sulit.
Namun tantangan tersebut ternyata tidak mematahkan
semangat Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi untuk tetap
konsisten melaksanakan misi PI di Jambi. Setelah melalui perjuangan berat
selama tiga tahun, Jemaat GKPS Jambi pun akhirnya memiliki rumah ibadah
(gedung gereja) dan Jemaat GKPS Jambi pun diresmikan dari gereja persiapan
menjadi gereja yang mandiri.
Jemaat GKPS Jambi diresmikan oleh Pimpinan Pusat GKPS melalui Surat Keputusan (SK)
Nomor 602/3-1986 bertepatan dengan Minggu Kantate (Bernyanyi) tanggal 27 April 1986. Pada saat
peresmian jemaat tersebut, diresmikan juga bangunan GKPS Jambi di Kotabaru,
Kota Jambi.
GKPS Jambi mampu mengemban misi Pekabaran Injil (PI) sekian lama
di tengah banyak pergumulan tentunya bukan karena kekuatan Majelis dan Jemaat.
GKPS Jambi hingga kini mampu melaksanakan misi PI berkat dan kuasa Tuhan. Tuhan
memberikan berkat keteguhan iman, persaudaraan yang erat dan kebersamaan kepada
majelis jemaat, warga jemaat, para pelayan fulltimer GKPS Jambi, saudara
seiman, sehingga GKPS Jambi tetap mampu melaksanakan tugas panggilannya untuk
bersekutu, bersaksi dan melayani.
Untuk itu kita patut mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, para
orangtua kita, para fultimer, majelis jemaat, pimpinan majelis jemaat dan
tokoh-tokoh Simalungun, saudara seiman dan simpatisan GKPS Jambi yang selama
ini telah banyak berjuang dan berkorban untuk membangun GKPS Jambi.
Gereja yang Mekar
Awalnya GKPS Jambi merupakan salah satu jemaat yang menjadi juma
tanganan (wilayah pelayanan) GKPS Resort Cikoko, Distrik III, Jakarta dan
sekitarnya. Kemudian GKPS Jambi menjadi Gereja pamatang (induk) Gereja GKPS
se-Resort Jambi yang menaungi GKPS wilayah Muarabungo, Merangin dan Palembang,
Sumatera Selatan.
Awal tahun 2000-an, GKPS Resort Jambi telah dimekarkan dengan
GKPS Resort Palembang. Kemudian GKPS
Resort Jambi dimekarkan lagi dengan GKPS Resort Muarabungo. Pemekaran GKPS
Resort Muarabungo dari GKPS Resort Jambi dilakukan berdasarkan hasil Synode
GKPS Resort Istimewa GKPS Resort Muarabungo, Sabtu,
29 Oktober 2011 di GKPS Muarabungo. Peresmian
GKPS Resort Muarabungo dilakukan Ephorus GKPS, Pdt Jaharianson Saragih MSc PhD
pada Minggu, 20 November 2011.
Sebelum
GKPS Resort Muarabungo demekarkan, GKPS Jambi dimekarkan menjadi dua jemaat,
yakni Jemaat GKPS Jambi dan Jemaat GKPS Persiapan “Tanah Kanaan” Kota Jambi
pada Minggu, 23 Oktober 2011. Sejak saat itu GKPS Resort Jambi terdiri dari
gereja induk GKPS Jambi di Kotabaru dan GKPS Persiapan “Tanah Kanaan” di Bagan
Pete. Kita mengharapkan, GKPS Persiapan Tanah
Kanaan Kota Jambi juga dapat secepatnya diresmikan menjadi GKPS Tanah Kanaan.
Kalau selama ini tugas pengembangan sayap pelayanan GKPS Jambi
ke Sumatera Selatan dan Bungo sudah bisa dilakukan, maka untuk masa mendatang,
tugas panggilan pelayanan GKPS Jambi sudah saatnya diarahkan ke lingkungan
warga Jemaat GKPS Jambi sendiri.
Tantangan Pelayanan
Pelayanan ke tengah-tengah keluarga
tersebut penting guna meningkatkan partisipasi warga Jemaat GKPS Jambi dalam
setiap kegiatan pelayanan gereja. Selama ini, partisipasi jemaat mengikuti
berbagai kegiatan gereja kita belum maksimal. Sebagai gambaran, sesuai dengan
Laporan Pangidangion GKPS Jambi 2015 yang disampaikan pada Synode Jemaat GKPS
Jambi, Minggu, 14 Februari 2016, jumlah anggota
jemaat yang datang beribadah pada hari minggu (pagi dan siang) hanya rata-rata
145 orang atau 36,25 % dari 400 orang anggota jemaat (dewasa dan pemuda).
Kehadiran anggota jemaat pada partonggoan (empat sektor) rata-rata 120 orang
atau 30 % dari 400 anggota jemaat (dewasa dan pemuda). Anggota jemaat yang
hadir pada Synode Jemaat dua kali synode tahun 2015 hanya 176 orang atau 44 %.
Untuk itu Jemaat GKPS Jambi harus semakin mampu memperdulikan
kehidupan setiap warga jemaat. Baik kehidupan ekonomi, sosial, budaya, terlebih
kehidupan kerohanian jemaat. Segenap warga jemaat GKPS Jambi juga perlu
marsiurupan, saling membantu, bahu-membahu membangun sarana dan sarana
peribadahan dan pelayanan di jemaat ini.
Semangat untuk melaksanakan Tri Tugas Panggilan Gereja hanya
bisa kita lakukan jika kita mampu meningkatkan ikatan dan rasa kekeluargaan di
tengah persekutuan jemaat. Melalui keeratan ikatan kekeluargaan itu, segenap
warga jemaat akan semakin saling memperhatikan dan saling menolong, sehingga
tidak ada warga jemaat yang terabaikan lagi dalam pelayanan di GKPS Jambi.
Bekal kita untuk mencapai cita-cita tersebut tentunya cukup
besar. Gereja kita sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam
persekutuan, kesaksian dan pelayanan. Kemudian jumlah warga jemaat kita juga
semakin banyak. Kini total warga jemaat GKPS Jambi mencapai 185 rumah tangga (KK) dengan jumlah jiwa
sekitar 585 jiwa. Jumlah anggota Majelis GKPS Jambi hingga tahun 2016 sebanyak
60 orang. Jumlah Sintua 27 orang, Syamas 24 orang, Ketua Seksi Pemuda satu,
Fulltimer tiga orang, Sintua Emeritus/Purnabakti lima orang.
Kemudian GKPS Jambi memiliki pengurus di empat sektor .
Sedangkan untuk pelayanan Sekolah Minggu, Gereja kita memiliki Pengurus dan
Guru Sekolah Minggu sebanyak 15 orang. Sarana dan prasarana Gereja kita juga
sudah memadai kendati masih perlu pembenahan-pembenahan.
Kebersamaan dan kepedulian perlu tetap kita pelihara di tengah
persekutuan jemaat agar Gereja kita semakin mampu menghadapi berbagai
pergumulan hidup dan tantangan pelayanan di masa mendatang. Baik itu pergumulan di bidang ekonomi warga
jemaat, persoalan kesehatan, kerusakan lingkungan, khususnya masalah degradasi
nilai-nilai religius dan moral yang kian meluas di tengah kehidupan masyarakat.
Hal ini menjadi tugas panggilan bagi GKPS Jambi menjadi gereja yangs ejak
dahulu bangkit membangun semangat PI di tanah perantauan (diaspora).
Belakangan ini masalah narkotika dan obat-obat berbahaya
(narkoba) telah banyak merebak ke tengah keluarga Kristen. Karena itu GKPS
Jambi, seluruh anggota jemaat dan pelayan perlu memberikan perhatian pada
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba ini. GKPS Jambi juga perlu
meningkatkan perhatian terhadap penanggulangan masalah kesulitan ekonomi,
kesehatan dan pelestarian lingkungan.
Untuk menghadapi tugas berat tersebut, seluruh jemaat dan
parhorja ni kuria GKPS Jambi perlu meningkatkan kerja sama, kekeluargaan dan
kepedulian sosial. Penatalayanan di tengah Gereja kita juga perlu diperbaiki,
baik di tingkat Majelis Jemaat, Seks-seksi (Kategorial) maapun Sektor. Dengan
demikian GKPS Jambi akan tetap mampu menjadi Gereja “Siboban Pasu-pasu janah
Sari” (Pembawa Berkat dan Peduli). Dirgahayu GKPS Jambi ke-33. Tuhan
memberkati. ***
Minggu, 24 April 2016
0 Response to "Semakin Eksis Mengemban Misi Pekabaran Injil di Tanah Rantau "
Posting Komentar