Membangun Rasa Nasionalisme di Kampus



Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) se-Indonesia mengikuti upacara bendera pada acara Perkemahan Wirakarya Nasional IX Racana PTAI se-Indonesia (PWN IX - PTAI) di Jambi.

Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Indonesia masih sering diidentikkan dengan basis pendidikan yang kurang memperhatikan aspek pembangunan jiwa nasionalisme. PTAI, bahkan sering dinilai sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan kaum berjiwa fanatis dan terkesan sektarian.

Penilaian seperti itu muncul di tengah masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, karena terfokusnya PTAI pada pendidikan dan pengembangan agama Islam. Sedangkan, kegiatan-kegiatan PTAI di bidang pembangunan sosial yang bersifat nasional dan menjangkau segenap elemen masyarakat, masih kurang menonjol.

Kesan seperti itu berpotensi menghambat misi yang diemban PTAI dalam pembangunan nasional, seperti pembebasan masyarakat Indonesia dari keterbelakangan dan kemiskinan. Selain itu, PTAI juga memiliki tugas besar membina generasi muda Indonesia agar tidak sampai terjerumus pada dampak negatif globalisasi, seperti degradasi moral, agama, dan memudarnya rasa nasionalisme.

Guna membangun rasa nasionalis di kalangan mahasiswanya, sekaligus memperkuat peran PTAI dalam pembangunan masyarakat Indonesia, kini PTAI terus berupaya mengintensifkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler bersifat nasional dan sosial. Salah satu di antaranya, kegiatan perkemahan pramuka PTAI Se-Indonesia.

Hingga tahun 2009 ini, tercatat sudah sembilan kali PTAI menggelar perkemahan pramuka secara nasional. Perkemahan pramuka yang dilaksanakan sekali dua tahun dan berpindah pindah dari satu daerah ke daerah lain tersebut, dikemas dengan pola bersosialisasi dan berkarya.

Untuk tahun ini, Perkemahan Wirakarya Nasional IX Racana PTAI Se-Indonesia (PWN IX - PTAI) dilaksanakan di Provinsi Jambi. Perkemahan dilaksanakan di Bumi Perkemahan Raudhah Al-Thalabah, Mendalo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi, sekitar 40 km dari Kota Jambi, selama 10 hari (Senin, 8/6 - Rabu, 17 /6). PWN IX - PTAI diikuti sekitar 1.430 mahasiswa Islam dari 55 PTAI se-Indonesia.



Rasa Persaudaraan

Ketua Panitia PWN IX - PTAI yang juga Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi, H Muchtar Latief pada penutupan PWN IX - PTAI, Rabu (17/6) mengatakan, selama pelaksanaan perkemahan tersebut, kegiatan difokuskan pada pembangunan rasa persaudaraan dan kepedulian sosial di tengah kemajemukan masyarakat serta pengabdian pada masyarakat.

Kegiatan tersebut, antara lain, pertunjukan kesenian dan kebudayaan Nusantara dan karnaval Indonesia. Kegiatan itu, mempertunjukkan kekhasan seni-budaya dari seluruh pelosok Nusantara. Selain itu, para peserta perkemahan PTAI tersebut juga turun ke desa-desa di Kabupaten Muarojambi dan Batanghari, melakukan pengabdian masyarakat. Mereka membangun jalan desa, kebersihan desa, dan pembinaan mental - spritual masyarakat desa.

Kemudian, para peserta PWN IX - PTAI juga tak lupa mempromosikan potensi pariwisata Sungai Batanghari dengan menggelar pawai perahu tradisional (ketek) terpanjang se-Indonesia, yakni 100 buah ketek, Minggu (14/6).

Pawai perahu tradisional yang dicatat Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) tersebut diawali dari Taman Wisata "Ancol" Kota Jambi menuju Candi Muarojambi di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, yang jaraknya mencapai 75 km.

Muchtar Latief mengatakan, kegiatan bersifat nasionalis dan peduli sosial itu menjadi fokus PWN IX - PTAI untuk meningkatkan rasa persaudaraan, persatuan, cinta Tanah Air, peduli lingkungan dan membangun jiwa nasionalis civitas akademika PTAI. Kemudian, kegiatan tersebut juga diharapkan melahirkan semangat pengabdian masyarakat para mahasiswa PTAI.

"Di negara kita ini terdapat ratusan etnis, seni dan budaya. Mereka tinggal di berbagai daerah dan memiliki sekitar 500 bahasa daerah. Keragaman masyarakat Indonesia ini harus dirajut dengan jiwa persaudaraan dan nasionalisme agar bisa hidup rukun dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu upaya PTAI untuk itu ialah melalui PWN IX - PTAI ini,"paparnya.

Jiwa Toleransi

Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), H Aburizal Bakrie pada pembukaan PWN IX - PTAI itu mengatakan, perkemahan mahasiswa PTAI se- Indonesia tersebut diharapkan mampu meningkatkan jiwa toleransi.

Jiwa toleransi sangat dibutuhkan seluruh elemen bangsa, khususnya mahasiswa PTAI se-Indonesia agar bisa menerima perbedaan yang ada di tengah bangsa Indonesia. Baik perbedaan budaya, bahasa, daerah, agama, dan sebagainya.

Melalui jiwa toleran tersebut, kalangan civitas akademika mahasiswa Islam di Indonesia juga akan mampu menghargai kehadiran dan kontribusi saudara sebangsa dalam pembangunan, betapa kecil pun kontribusi tersebut.

Aburizal Bakri mengatakan, berbagai elemen masyarakat Indonesia yang memiliki banyak perbedaan hendaknya menerima sesama warga negara sebagai mitra. Karena itu, bila perbedaan yang ada suatu ketika melahirkan suatu konflik, masalahnya bisa diselesaiakan melalui dialog, bukan melalui tindakan kekerasan. "Kalau kita menganggap saudara sebangsa yang berbeda dengan kita sebagai mitra, jalan terbaik menyelesaikan konflik bila terjadi hanya dialog. Penyelesaian konflik itu bisa dengan mencari persamaan kepentingan. Jika memang ada perbedaan, hal itu harus bisa diterima bersama," ujarnya.

Dikatakan, melalui dialog tersebut, segenap lapisan masyarakat Indonesia akan bisa saling membantu untuk menyelesaikan persoalan bersama. Persoalan bersama bangsa yang perlu diatasi bersama oleh seluruh kelompok masyarakat, khususnya kalangan perguruan tinggi ialah ketertinggalan pendidikan di berbagai daerah. Ketertinggalan pendidikan dan ilmu pengetahuan tersebut membuat bangsa ini juga banyak tertinggal di bidang pembangunan.

"Kunci kemajuan ialah ilmu pengetahuan dan pendidikan. Jadi untuk mengejar keteringgalan pembangunan bangsa kita dari bangsa-bangsa maju, pembangunan pendidikan dan ilmu pengetahuan harus kita pacu. Pemeran utama dalam mewujudkan cita-cita itu tak lain kalangan perguruan tinggi, mahasiswa, khususnya PTAI se-Indonesia,"katanya. [SP/Radesman Saragih]
(Kampus, Suara Pembaruan, Selasa, 23/6/09)

0 Response to "Membangun Rasa Nasionalisme di Kampus"

Posting Komentar