Nuansa Duka Warnai Ibadah Jumat Agung di Jambi

(Jambi/Warna)  Suasana duka mewarnai Ibadah peringatan wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung yang dilaksanakan umat Kristen di berbagai gereja di Kota Jambi, Jumat (3/4/2015). Suasana duka terasa karena sebagian besar umat Kristen yang mengikuti ibadah Jumat Agung mengenakan pakaian serba  hitam. 

Ibadah Jumat Agung bernuansa duka tersebut tetap berlangsung khidmat dan aman. Seluruh umat Kristen di Kota Jambi mengikuti ibadah Jumat Agung di gereja masing-masing secara khusyuk tanpa ada rasa was-was akan gangguan. Ibadah Jumat Agung yang dilaksanakan belasan ribu umat Kristen dari berbagai denominasi gereja di Jambi diwarnai dengan berbagai prosesi tentang kisah sengsara Yesus Kristus di kayu salib.

Ibadah Jumat Agung di Gereja Katolik, Santo Gregorius Agung, Jalan Lingkar Barat, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi ditandai dengan drama penyaliban Yesus Kristus. Drama yang dibawakan pemuda dan warga Katolik Jambi tersebut cukup mengharukan dan membawa suasana duka. Seluruh jemaat mengikuti drama penyaliban Yesus Kristus tersebut dengan khidmat.

B Situmorang (50), warga jemaat Gereja Katolik Jambi kepada Warna mengakui, pementasan drama penyaliban Yesus Kristus ini mengharukan karena bisa membawa Dia pada suasana lara saat-saat Yesus Kristus menderita mulai dari penyiksaan hingga wafat di kayu salib. Pementasan drama ini menjadi renungan bagi Dia bahwa penderitaan Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia memang sangat berat. 

Sementara itu, prosesi perjamuan kudus menjadi agenda pokok pada ibadah perayaan Jumat Agung di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kotabaru, Kota Jambi, Jumat (3/4) siang - sore. Perjamuan kudus yang diikuti sekitar 260 warga jemaat tersebut dilaksanakan dalam ibadah Jumat Agung sebagai salah satu bentuk penebusan dosa dan peringatan akan sengsara Yesus Kristus seperti dilakukan Yesus Kristus kepada murdi-muridnya menjelang Dia disalibkan.

Pendeta (Pdt) GKPS Resort Jambi, Pdt JP Tamsar, STh pada ibadah Jumat Agung di GKPS Jambi tersebut mengatakan, peringatan tentang wafatnya Yesus Kristus merupakan suatu momentum bagi umat Kristen, khususnya jemaat GKPS Jambi untuk merenungkan betapa besar rasa peduli dan pengorbanan Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari perhambaan oleh dosa.

“Sebagai bentuk ucapan terima kasih umat Kristen terhadap pengorbanan Yesus Kristus tersebut, umat Kristen harus senantiasa setia meneladani Yesus Kristus dalam hal kepedulian sosial dan pengorbanan. Pengorbanan dan keikhlasan Yesus Kristus yang mati di kayu salib menebus dosa manusia hendaknya harus diteladani umat Kristen dengan cara meningkatkan kepedulian sosial dengan jiwa ikhlas dan pengorbanan,”katanya. 

Menurut Pdt JP Tamsar STh, sebagai ucapan terima kasih atas pengorbanan Yesus menebus dosa manusia, manusia, khususnya umat Kristen harus taat pada Firman Allah. Umat Kristen tidak boleh lagi hidup bertentangan dengan Firman Allah/Injil Kristus. 

"Kita jangan mengkhianatiYesus Kristus, jangan tinggalkan ajaran Yesus karena Dia sudah mendapat berkat penebusan dari dosa. Pengikut Yesus harus setia seperti Yesus setia jalankan Firman Allah untuk selamatkan manusia dari dosa dengan mengorbankan nyawanya di kayu salib,"katanya.

Pantauan Warna di beberapa gereja di Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Jumat (3/4), ibadah peringatan wafatnya Yesus Kristus atau Jumat Agung dipadati warga jemaat. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kotabaru, Kota Jambi mengadakan ibadah Jumat Agung sebanyak tiga kali. Untuk menampung jemaat yang tidak muat di dalam gereja, pengurus HKBP Kotabaru Jambi menambah kursi di teras gereja.

Kemudian ibadah Jumat Agung di Gereja Batak Kristen Protestan (GBKP), Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), Huria Kristen Indonesia (HKI) dan berbagai gereja lain di Kotabaru, Kota Jambi juga dipadati jemaat. Pelaksanaan ibadah Jumat Agung di komplek gereja Kotabaru,Kota Jambi tidak terlalu mendapatkan pengamanan ketat seperti perayaan Natal. 

Namun di Gereja St Theresia, Pasar Kota Jambi, ibadah/misa Jumat Agung yang dipadati ribuan umat Katolik mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. Sehari menjelang Jumat Agung, aparat keamanan melakukan sterilisasi di gereja tersebut mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (Warna/Rds)

0 Response to "Nuansa Duka Warnai Ibadah Jumat Agung di Jambi "

Posting Komentar