Ibadah perayaan tahun baru Imlek 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ), Senin (8/2/2016). (Foto:Warna/Rds)
(Warna/Jambi) – Perayaan Tahun
Baru Tionghoa/China atau Imlek ternyata tidak hanya milik warga keturunan
Tionghoa beragama Khonghucu dan Budha di Jambi. Warga keturunan Tionghoa yang
menganut agama Krtisten di Kota Jambi juga tetap merayakan Imlek. Pada perayaan
Imlek 2567, Senin (8/2/2016), warga keturunan Tionghoa yang menjadi warga
jemaat berbagai denominasi gereja di Kota Jambi merayakan Imlek dengan meriah.
Umat Kristen dari warga keturunan
Tionghoa di Kota Jambi memadati ibadah perayaan Imlek yang dilaksanakan di
berbagai gereja di kota itu, Senin (8/2/2016). Gereja yang merayakan Imlek di
kota tersebut antara lain Gereja Katolik Santa Theresia, Gereja Kristen
Protestan Jambi (GKPJ) dan Gereja Methodist Indonesia (GMI), Pasar, Kota Jambi.
Pantauan Warna Gereja Katolik Santa Theresia dan gereja Kristen Protestan
Jambi (GKPJ), Kecamatan Pasar, Kota Jambi, ribuan umat Kristen dari keturunan
Tionghoa mengikuti ibadah perayaan Imlek dengan khidmat di Gereja Santa
Theresia, GKPJ dan GMI Pasar Kota Jambi. Ibadah perayaan Imlek di Gereja Santa Theresia Jambi dilakukan
dengan model inkulturasi (bernuansa tradisi Tionghoa).
Pada ibadah inkulturasi perayaan
Imlek di Gereja Santa Theresia Kota Jambi, nyanyian menggunakan bahasa
Tionghoa. Kemudian para pelayan gereja yang membantu pelaksanaan ibadah juga
menggunakan pakaian tradisional Tionghoa. Sebagian besar warga jemaat yang
mengikuti ibadah inkulturasi di Gereja Katolik Santa Theresia warga keturunan
Tionghoa. Namun warga Katolik non-Tionghoa juga cukup banyak mengikuti ibadah
Imlek di gereja tersebut.
Ketua Paroki Santa Theresia Kota
Jambi, Pastor Romo Antonius Yuswita yang memimpin ibadah tersebut mengatakan,
pihaknya merayakan Imlek dalam bentuk ibadah inkulturasi karena sebagian besar
warga gereja Santa Theresia Jambi berasal dari warga keturunan Tionghoa.
“Melalui ibadah perayaan Imlek
berbentuk ibdah inkulturasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa gereja Katolik
juga peduli pada pelestarian seni – budaya Tionghoa. Selain itu ibadah
perayaan Imlek juga kami lakukan untuk
mengajak seluruh warga Katolik Jambi dari berbagai etnis untuk tetap bersekutu
untuk mengucap syukur atas berkat Tuhan Allah,”katanya.
Warga jemaat Gereja Katolik Santa Theresia Kota Jambi memadati ibadah atau misa peryaan tahun baru Imlek 2567 di Gereja Santa Theresia Pasar, Kota Jambi, Senin (8/2/2016). (Foto: Warna/Rds)
Sementara itu dalam khotbahnya,
Romo Antonius Yuswita mengatakan, tahun baru Imlek perlu disyukuri karena tahun
baru tersebut merupakan suatu berkat Allah untuk warga Tionghoa. Warga Katolik
dari keturunan Tionghoa diharapkan bersyukur karena hanya berkat Allah mereka
bisa menjalani hidup yang baik dari tahun yang lama ke tahun yang baru.
“Melalui ibadah Imlek ini, saya
mengajak segenap warga Ketolik di Jambi, khususnta dari keturunan Tionghoa
untuk bekerja keras pada tahun baru Tionghoa atau Imlek 2567 ini. Kerja keras
tersebut penting agar kesejahteraan tercapai. Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut, warga Tionghoa juga diharapkan tetap bekerja keras, ikhlas dan
jujur,”katanya. (Warna/Rds)
0 Response to "Imlek Gaya Nasrani dari Kota Jambi"
Posting Komentar