Mahalnya Suara Orang Batak di Jambi Jelang Pemilu

SP/Radesman Saragih

Calon anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan daerah pemilihan Jambi, Syofyan Pangaribuan tetap merakyat guna merebut simpati masyarakat Jambi. Foto diambil baru-baru ini.



Suara pemilih dari kalangan warga masyarakat Batak di Jambi ternyata menjadi rebutan para calon legislatif (caleg). Suara pemilih dari kalangan warga perantau tersebut dinilai sangat signifikan mengkatrol perolehan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Penilaian itu didasarkan pada dua kali pemilihan Gubernur Jambi dan Wali Kota Jambi.

Keberhasilan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Jambi, H Zulkifli Nurdin merebut jabatan Gubernur Jambi dua periode, yakni 1999 - 2004 dan 2005 – 2010 tak terlepas dari dukungan penuh warga masyarakat Batak di daerah itu.

Warga masyarakat Batak mendukung H Zulkifli Nurdin karena Dia telah dikukuhkan menjadi sesepuh adat orang Batak di Jambi dengan gelar Jaihutan Mangaraja (Raja Panutan). Warga masyarakat Batak juga turut andil mengantarkan kader PAN, Bambang Priyanto dan Sum Indra menduduki kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi periode 2008 – 2013.

“Nikmatnya” suara orang Batak yang dirasakan H Zulkifli Nurdin dan Bambang Priyanto tersebut ingin juga “dicicip” para caleg dari kalangan orang Batak di Jambi. Karena itu selama masa kampanye pemilu, mereka berlomba-lomba meraih simpati masyarakat Batak Jambi.

Kesempatan baik yang dimanfaatkan para caleg Batak Jambi meraih simpati warga dari etnis mereka, yakni menghadiri tradisi orang Batak rantau, Pesta Bona Taon (Pesta Awal Tahun). Pesta bona taon (PBT) tersebut berlangsung mulai pekan kedua Januari – Maret.

Pantauan SP di Kota Jambi, hampir 80 persen dari ratusan kegiatan PBT perkumpulan (punguan) marga dan parsahutaon (kerabat sekampung) di Jambi dihadiri caleg warga Batak. Baik caleg dari partai berbasis Kristen seperti Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), maupun partai – partai nasionalis.

Untuk merebut simpati kalangan warga masyarakat Batak pada PBT, para caleg pun harus nyawer (memberikan uang) ketika acara manortor (menari). Selain itu para caleg ada juga yang memberikan sumbangan uang kepada panitia hingga Rp 2 juta, memberikan minuman bir dan sebagainya. Kemudian para caleg juga ada yang mendapat kesempatan memaparkan visi dan misi serta menyanyi.

Persaingan Ketat

Caleg orang Batak di Jambi yang bersaing meraih dukungan suara orang Batak di daerah itu sebanyak 75 orang. Kursi dewan yang mereka incar sebanyak 40 kursi di DPRD Kota Jambi, 45 kursi di DPRD Provinsi Jambi dan tujuh kursi di DPR Pusat.

Seorang caleg yang cukup intensif menghadiri acara PBT orang Batak di Jambi, yaitu Tigor GH Sinaga. Putra Batak kelahiran Jambi ini caleg DPR Pusat dari PAN Jambi nomor urut enam.

Tigor intensif mendekatkan diri meraih simpati warga masyarakat Batak di Jambi melalui PBT karena menilai suara pemilih orang Batak di daerah itu cukup signifikan. Kemudian Dia juga kurang dekat dengan orang Batak di Jambi karena tinggal di Bandung , Jawa Barat.

Tigor Sinaga pada PBT keluarga marga Sitompul Kota Jambi di gedung pertemuan Gracia Kotabaru Jambi, Sabtu (14/3), berupaya meraih simpati dengan ikut menari sembari memberikan saweran. Tigor tidak hanya menari dan memberikan saweran, tetapi juga merangkul satu demi satu penasihat marga Sitompul.

Dalam percakapan dengan SP, Tigor yang kini menjadi pengurus Lembaga Real Estat Indonesia (REI) Pusat mengatakan, Dia bisa melakukan pendekatan intensif kepada orang Batak di Jambi hanya melalui PBT. Masalahnya selama ini mantan atlet nasional judo Provinsi Jambi tahun 1977 tersebut selama ini berada di Bandung , Jawa Barat.

Menurut Tigor, Dia berupaya meraih simpati orang Batak di Jambi karena jumlah pemilih dari warga masyarakat Batak cukup signifikan. Sesuai hasil survei PAN, jumlah pemilih dari warga masyarakat Batak di Provinsi Jambi mencapai 14 persen dari sekitar dua juta pemilih di daerah itu.

“Memang suara orang Batak di Jambi bukan menjadi andalan untuk meraih kursi DPR Pusat pada pemilu kali ini. Tetapi suara orang Batak cukup signifikan, bisa menambah suara yang kita peroleh dari keluarga perusahaan dan penghuni komplek-komplek perumahan,”katanya.

Kurang Efektif

Secara terpisah, caleg DPR Pusat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jambi, Syofyan Pangaribuan mengatakan, kampanye caleg Batak di PBT orang Batak kurang efektif. Apalagi kampanye tersebut dilakukan caleg yang selama ini kurang dikenal di kalangan masyarakat Batak Jambi.

“Karena itu saya tidak mau menghadiri PBT perkumpulan – perkumpulan marga Batak kalau marga tersebut tidak ada keterkaitan dengan marga keluarga saya. Kalau memberikan bantuan biaya musik dan bantuan sosial saya tetap berikan,”katanya.

Sofyan yang sudah dua periode menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi mengatakan, terobosan yang dilakukannya mendekati pemilih dari kalangan masyarakat Batak di Jambi, yakni mengirimkan karangan bunga duka cita kepada keluarga yang kemalangan.

“Kalau ada anggota keluarga orang Batak meninggal dunia dan saya dikasih tau, saya akan kirim karangan bunga sebagai ungkapan turut berduka cita. Hal ini sudah saya lakukan hampir dua tahun belakangan,”katanya.

Selain itu, selama menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi, Syofyan juga memperjuangkan kepentingan orang Batak dan Kristen di Jambi. Di antaranya mengusahakan dana pembangunan jalan ke komplek pemakaman umat Kristen di Pondok Meja, Kabupaten Muarojambi dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Jambi.. Untuk 2009 ini diusahakan lagi dana APBD untuk dilaksanakan pembangunan lapangan parkir komplek pemakaman tersebut.

“Selain itu saya juga memperjuangkan anggaran dana Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Provinsi Jambi masuk APBD. Kita sudah tiga tahun berturut-turut dapat anggaran tersebut. Selama ini jarang ada alokasi dana Pesparawi Provinsi Jambi dalam APBD,”katanya.

Syofyan mengatakan, Dia terpacu maju menjadi caleg DPR Pusat karena prihatin terhadap kehidupan perantau di Jambi. Para perantau asal tanah Batak di Jambi cenderung sulit membangun rumah ibadah dan mendapatkan pekerjaan di lembaga pemerintahan. Persoalan ini jarang diperhatikan anggota DPR Pusat dari Jambi selama ini.

“Persoalan ini memotivasi saya menjadi caleg DPR Pusat. Peluang saya terbuka karena PDIP partai nasionalis dan pendukungnya banyak tersebar di daerah-daerah transmigran atau desa-desa. Suara pemilih dari orang Batak dan Kristen penting bagi saya menambah dukungan yang saya peroleh dari pendukung PDIP di luar orang Batak,”katanya. [SP/Radesman Saragih***[Suara Pembaruan, Rabu, 25 Maret 2009, Nusantara]

0 Response to "Mahalnya Suara Orang Batak di Jambi Jelang Pemilu"

Posting Komentar