PGI Jambi Tingkatkan Pelayanan ke Daerah Terpencil




Ketua PGIW Jambi, Pdt Dr David Farel Sibuea MTh (kiri), Direktur Intelkam Polda Jambi, Komisaris Besar (Kombes) Pol Bagus Kurniawan SH (tengah) dan Sekretaris Umum PGI Pusat, Pdt Bomer Gultom MTh (kanan) berdiskusi serius pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Provinsi Jambi di Hotel Ratu Kota Jambi, Senin (7/5). [SP/141]

[JAMBI] Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Provinsi Jambi diminta tidak membatasi pelayanan kepada umat Kristen hanya di Kota Jambi. Pelayanan PGI Wilayah Provinsi Jambi juga perlu ditingkatkan kepada umat Kristen yang bermukim di daerah-daerah terpencl di wilayah kabupaten. PGI Wilayah Provinsi Jambi diharapkan memberikan perhatian serius terhadap umat Kristen di daerah terpencil karena jangkauan pelayanan gereja di Jambi ke daerah terpencil masih sangat terbatas.  

Permintaan tersebut disampaikan para pemimpin gereja se-Provinsi Jambi pada penutupan Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGIW Provinsi Jambi di Hotel Ratu Kota Jambi, Selasa (7/5).

RB Pardede (56), seorang pimpinan Majelis Jemaat Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Kabupaten Kerinci, pada kesempatan tersebut mengatakan, para pendeta dari PGI Wilayah Jambi sangat jarang mengunjungi dan memberikan pelayanan kepada umat Kristen di Kerinci.  Padahal jumlah umat Kristen di Kabupaten Kerinci mencapai ribuan orang. Jumlah warga jemaat GPIB Bukit Indah Kayu Aro Kerinci sendiri kini sudah mencapai 100 kepala keluarga (KK).

“Kalau PGIW Jambi bisa memberikan pelayanan kepada umat Kristen di Kerinci sekali setahun saja sudah cukup. Selama ini umat Kristen di Kerinci jarang mendapat pelayanan PGI Wilayah Jambi. Mungkin karena jarak Kota Jambi – Kota Sungaipenuh, Kerinci cukup jauh, yakni 413 Km atau 9 jam perjalanan,”katanya.

Dikatakan, peningkatan pelayanan PGIW Provinsi Jambi ke daerah-daerah terpencil tersebut juga diharapkan para pemimpin gereja dari berbagai kabupaten di Jambi. PGIW Provinsi Jambi dinilai perlu memperhatikan umat Kristen di daerah kabupaten yang jauh dari Kota Jambi agar pergumulan mereka mengenai kesulitan membangun rumah ibadah dan kesulitan mendapatkan guru-guru agama Kristen di sekolah negeri bisa lebih diperhatikan pemerintah daerah.

“Kedua masalah tersebut kurang mendapat perhatian pemerintah daerah karena belum adanya organisasi gerejawi seperti PGI di setiap kabupaten. Padahal kehadiran organisasi gerejawi tersebut penting untuk menjembatani umat Kristen dengan pemerintah daerah dan masyarakat,”katanya.
Para pendeta dan pemimpin 26 gereja di Provinsi Jambi antusias mengikuti Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Provinsi Jambi di Ratu Hotel Kota Jambi, Senin – Selasa (8/5). Mereka mengharapkan PGIW Jambi meningkatkan pelayanan kepada umat Kristen di daerah terpencil. [SP/141]
 
Terbatas

Sementara itu Ketua PGIW Provinsi Jambi, Pdt Dr David Farel Sibuea MTh pada kesempatan tersebut mengungkapkan, pihaknya belum mampu menjangkau seluruh umat Kristen dari daerah-daerah kabupaten karena jumlah tenaga pendeta di lingkungan PGIW Jambi masih terbatas.

Jumlah pendeta berbagai gereja di Jambi yang berada di bawah naungan PGIW Jambi saat ini hanya sekitar 100 orang. Mereka juga masih tersita waktunya melayani di gereja masing-masing. Sementara umat Kristen di Jambi tersebar di sembilan kabupaten. Sebagian besar umat Kristen tersebut berada di daerah-daerah perkebunan yang lokasinya sangat terpencil yang sulit dijangkau dari Kota Jambi.

Jadi untuk sementara, PGIW Jambi masih memfokuskan pelayanan kepada umat Kristen yang tergabung dalam Persekutuan Oikoumene Kristen (POUK) di daerah-daerah yang mudah dijangkau dari Kota Jambi. Misalnya POUK Muarabungo di Kabupaten Bungo. Kemudian empat POUK di Kabupaten Batanghari, yakni POUK Asiatik Persada, POUK Ness, POUK Tempino dan POUK Bajubang. Pelayanan untuk kelima POUK tersebut pun terbatas hanya untuk berkhotbah sebanyak empat kali dalam setahun.

Menurut David Farel, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan para pemimpin gereja di sembilan kabupaten di Jambi untuk membentuk PGI daerah kabupaten. Kehadiran PGI daerah kabupaten tersebut penting sebagai wadah kerja sama dan forum komunikasi bagi gereja-gereja yang ada di kabupaten. Kalau mengandalkan PGIW Jambi untuk meningkatkan pelayanan kepada umat Kristen di kabupaten sangat sulit karena keterbatasan tenaga pelayan.

Selain itu, lanjutnya, PGIW Jambi juga mengupayakan agar semua gereja di Jambi yang gereja induknya masuk PGI bisa masuk PGIW Jambi. Hal itu penting agar PGIW Jambi lebih mudah melakukan kerja sama pelayanan dengan gereja-gereja di daerah itu.

“Syukurlah, bertepatan dengan Sidang MPL PGIW Jambi tahun ini, tiga gereja di Jambi resmi mendaftar menjadi anggota PGIW Jambi. Kedua gereja tersebut, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Tanah Kanaan Kota Jambi, Huria Kristen Indonesia (HKI) Simpang Rimbo Kota Jambi,”katanya.

Dijelaskan, PGIW Jambi hingga kini memiliki anggota 26 gereja di Kota Jambi. Sedangkan jumlah gereja di Kota Jambi saat ini ada 55 gereja. Jadi masih banyak gereja di Kota Jambi yang belum bergabung dengan PGIW Jambi.

David Farel mengatakan, kebersamaan gereja di Jambi, baik dari gereja protestan, pentakosta dan katolik masih perlu ditingkatkan guna menyikapi kesulitan membangun rumah ibadah dan mendapatkan guru-guru agama Kristen di sekolah negeri.

“Tanpa kebersamaan gereja, pergumulan tersebut akan sulit kita atasi. Jadi gereja-gereja di Jambi harus bersatu untuk meningkatkan pelayanan kepada umat Kristen yang jumlahnya kian bertambah dan menyebar,”katanya.

Pelayanan Daerah Terpencil

Sementara itu Sekretaris Umum (Sekum) PGI Pusat, Pdt Bomer Gultom MTh pada kesempatan tersebut mengatakan, PGI wilayah perlu meningkatkan pelayanan kepada umat Kristen di daerah terpencil melalui pelaksanakan kegiatan PGI di daerah terpencil yang jauh dari keramaian kota.

PGI Pusat telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan melaksanakan Sidang MPL PGI 2012 di Melonguane, Talaud, Halmahera Utara, 4 - 8 Februari 2012. Pada kesempatan tersebut, sekitar 300 orang peserta sidang dari gereja-gereja di Indonesia menginap di rumah warga, buka di hotel.

Untuk sidang MPL PGI tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), lokasi pelaksanaan sidang dipilih paling dekat 25 Km dari Kota Kupang, Ibukota Provinsi NTT. Peserta juga akan menginap di rumah – rumah penduduk.

“Program tersebut kita dilakukan agar umat Kristen di daerah terpencil bisa mengetahui persoalan – persoalan umat Kristen di Indonesia yang selama ini menjadi pergumulan PGI Pusat.    Pelaksanaan kegiatan PGI di hotel-hotel di wilayah perkotaan sudah saatnya dikurangi agar umat Kristen di daerah lebih merasakan pelayanan PGI,”katanya. (Warna/Rds) (Sumber : Dok. St R Saragih, Jambi, 9 Mei 2012)

0 Response to "PGI Jambi Tingkatkan Pelayanan ke Daerah Terpencil "

Posting Komentar