Makna Imlek : Kristen Tionghoa Harus Kikis Sifat Tamak



[JAMBI] Nuansa religius sangat menonjol pada perayaan Tahun Baru Tionghoa atau Imlek 2565 Budha Earth (BE) di gereja-gereja Kota Jambi yang umatnya banyak warga Tionghoa, Jumat (31/1).  Nuansa religius tersebut sangat terasa ketika ibadah perayaan Imlek di gereja berlangsung khidmat. Selain itu ibadah perayaan Imlek di tengah gereja juga dipadati umat, bukan hanya dari warga Tionghoa, tetapi juga umat Kristen dari berbagai etnis.




Suasana Misa Imlek 2565 di Gereja Katolik Santa Theresia, Kota Jambi, Jumat (31/1). Padatnya umat yang mengikuti misa membuat sebagian umat terpaksa mengikuti ibadah di kursi tambahan di halaman gereja. [SP/141] 
Ibadah perayaan Imlek di Gereja Katolik Santa (St)  Theresia, Pasar, Kota Jambi, Jumat (31/1) pagi misalnya berlangsung khidmat dan dipadati umat. Pihak gereja terpaksa menambah kursi di halaman gereja agar dapat menampung luberan umat yang mengikuti misa Imlek. Misa tersebut benar-benar bernuansa Tionghoa karena sebagian besar menggunakan nyanyian berbahasa Tionghoa/Mandarin.
Kemudian pakaian khas tradisi Tionghoa juga nampak digunakan umat dan para pelayan yang mengikuti misa. Perayaan Imlek bernuansa ibadah inkulturasi di Gereja St Theresia Kota Jambi tersebut juga menunjukkan bahwa nilai-nilai religious dan kemanusiaan lebih ditonjolkan dalam perayaan Imlek ketimbang acara-acara meriah yang bersifat hedonis.

Misa Imlek Gereja St Theresia Kota Jambi yang dipimpin lima orang romo (rohaniawan), yakni Romo Yusnita, Romo Sigit, Romo Paulus, Romo  Apri dan Romo Haryono digelar dengan tatanan acara yang teratur, tertib, apik dan khidmat. Sekitar 1.500 umat Katolik Jambi dari berbagai etnsi atau suku mengikuti rangkaian ibadah Imlek dengan tertib mulai awal hingga akhir.

Romo Apri dalam khotbah Imleknya mengajak seluruh umat Katolik di Jambi, terutama warga Tionghoa semakin meningkatkan jalinan kebersamaan dan kerukunan menghadapi berbagai tantangan hidup. Umat Katolik di daerah itu diharapkan juga senantiasa menjadi teladan dalam membangun kebersamaan dan saling menolong di tengah masyarakat, terutama di tengah bencana-bencana alam yang menimpa negeri ini.

“Kita juga perlu saling mendoakan agar situasi Indonesia benar-benar aman dan tenteram di tahun politik 2014 ini. Kita juga perlu mendukung agar pemilu 2014 berlangsung aman dan damai. Kita jangan terpecah hanya gara-gara pemilu,”katanya.
Spanduk perayaan Imlek 2565 yang dipasang saat ibadah Imlek di GKPJ Kota Jambi, Jumat (31/1/2014). [SP/141]

Sementara itu, ibadah perayaan Imlek di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) Kota Jambi juga berlangsung khidmat. Sekitar 350 orang warga jemaat GKPJ yang sebagian besar warga Tionghoa mengikuti ibadah Imlek dengan tertib. Nuansa Tionghoa lebih terasa dalam ibadah Imlek di GKPJ karena sekitar 19 item rangkaian ibadah menggunakan bahasa Mandarin. Namun warga jemaat GKPJ non-Tionghoa juga bisa mengikuti ibadah dengan karena rangkaian acara berbahasa Mandarin diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Evangelis Yang Guo Bin yang menyampaikan khotbah dalam bahasa Mandarin dan diterjemahkan Diaken (Pelayan) Frenki dengan bahasa Indonesia mengajak umat Kristen Tionghoa untuk tetap bersandar kepada Tuhan serta meninggalkan dosa-dosa.

“Agar Tahun Baru Imlek dimaknai dengan penyambutan kehidupan baru bersama Firman Tuhan serta dapat meninggalkan dosa-dosa yang mengelilingi kehidupan manusia selama ini. Imlek 2565 adalah tahun penuh pengampunan manusia terhadap dosa,”katanya.

Dia juga meminta agar umat Kristen Tionghoa senantiasa dapat melakukan introveksi diri atas dosa-dosa yang telah diperbuat, serta dapat membawa dosa-dosa tersebut kepada Tuhan agar diberikan pengampunan melalui doa-doa permohonan. Salah satu dosa yang perlu dilepaskan tersebut yakni, sikap tamak dan kurang bersyukur atas berkat Tuhan yang telah diterima.

“Orang yang dapat berkat banyak, namun sedikit yang mensyukuri berkat tersebut, itu adalah dosa. Manusia sering melupakan Tuhan karena ketamakan dalam diri manusia. Kita sering lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Orang yang demikian adalah orang yang iri hati dan penuh ketamakan. Melalui Imlek tahun ini, mari kita bersihkan diri dari ketamakan dan iri hati. Kita memulai hidup baru dengan pertolongan Tuhan,”katanya. [SP/141]

0 Response to "Makna Imlek : Kristen Tionghoa Harus Kikis Sifat Tamak"

Posting Komentar